Ketika tidak mendengar peringatan Tuhan, orang Israel berada di bawah penjajahan dan akhirnya dibuang ke Babel. Di dalam pembuangan itulah melalui Yeremia, Tuhan menyampaikan Firman-Nya dengan tujuan agar orang Israel paham apa yang harus mereka lakukan di pembuangan.
Kitapun sebenarnya tinggal di dalam kesementaraan dunia. Di dalam kesementaraan ini ada banyak hal yang mungkin terjadi. Firman Tuhan bagi bangsa Israel tentunya menjadi pedoman bagi kita, apakah yang harus kita lakukan. Ada 5 hal yang harus dilakukan bangsa Israel di dalam pembuangan:
Sadari dan terimalah realita (Ay. 8)
Yeremia memberikan nasehat kepada orang Yahudi yang sedang dibuang di Babel agar menyadari bahwa mereka bisa sampai ke Babel disebabkan karena dosa mereka yang tidak mentaati Allah dan mereka harus menerima realita itu. Nasehat ini penting sebab banyak orang Yahudi mengharapkan pembebasan yang segera. Mereka juga dibuai oleh nubuatan yang palsu dari nabi-nabi palsu, bahwa mereka akan segera dibebaskan. Nabi-nabi palsu mengatakan orang-orang tidak perlu khawatir, karena mereka tidak akan lama berada di sana. Sebuah pesan yang memberikan pengharapan, tapi itu hanyalah harapan palsu. Bahaya berita palsu bagi orang Israel akan terlihat setelah periode waktu berlalu, dan orang-orang melihat bahwa tidak ada yang berubah dan nubuatan nabi palsu tidak tergenapi, maka harapan orang Israel akan runtuh dan semangat mereka patah.
Yeremia memberikan nasehat agar jangan habiskan waktu untuk melakukan usaha yang sia-sia. Lebih baik mereka sadar bahwa semuanya adalah konsekuensi dosa mereka dan menerima realita sebagai kehendak Allah. Intinya Yeremia ingin mengatakan kepada mereka bahwa meskipun kalian tidak menginginkan seperti ini, dan meskipun kalian berharap untuk situasi yang berbeda, realitanya adalah bahwa kalian berada dalam situasi yang tidak akan diselesaikan dalam semalam. Sebaiknya dengan sadar dan menerima realita ini, Tuhan akan memberikan hikmat di dalam mengisi waktu yang ada.
Di dalam dunia yang dipenuhi dengan berbagai perubahan seringkali membuat kita berontak dan tidak bisa menerima. Kita akan mencari jalan sedemikian rupa agar dapat keluar dari situasi itu. Akibatnya terkadang kita menghabiskan bertahun-tahun dengan sia-sia. Kita suka mengetahui durasi waktu ketika kita harus menghadapi suatu hal yang tidak mengenakan. Kita berpikir dengan kita tahu, itu bisa menolong kita menghadapi dengan baik. Yeremia menyampaikan Firman Tuhan bahwa mereka akan berada di pembuangan selama 70 tahun . Jadi lebih baik terima dan hadapi realita yang ada dengan baik. Tentu saja ini bukan pesan yang disukai orang. Orang-orang suka mendengar bahwa Allah akan menolong mereka dalam waktu singkat, dan mereka semua akan diperbolehkan pulang , kembali kepada kehidupan dan harta benda mereka seperti sebelumnya. Tapi bukan itu yang Yeremia katakan, sebaliknya, pesan yang ia sampaikan : "Tuhan tahu apa yang Dia lakukan. Dia memiliki rencana. Dia mengendalikan rencana itu. Ada maksud Tuhan yang lebih baik. "
Jangan menyerah, (Ay.5a)
Dalam ayat 5a, Tuhan menyuruh mereka untuk membangun rumah. Tuhan mengatakan bahwa belum waktunya untuk pulang, mereka perlu mempertahankan rutinitas kehidupan mereka secara normal. Terjemahan yang lebih baik adalah “bagunlah rumah dan hidup di dalamnya”. Mereka perlu memahami pembuangan bukanlah kebetulan. Memang benar, bahwa ini adalah konsekuensi dosa mereka, tapi Allah tetap mengendalikan situasi. Dia tahu apa yang Dia lakukan, dan orang Yahudi tidak boleh menyerah, sebaliknya percayalah kepada Tuhan.
Melalui pesan ini kita tahu bahwa Allah tidak meninggalkan mereka. Dia tidak melupakan mereka. Di ayat 4 Dia berkata bahwa Orang yang mengirimkan mereka ke pembuangan adalah Tuhan sendiri. Ketika Dia mengatakan kepada mereka untuk membangun rumah, Ia sekaligus memberikan sinyal kepada mereka bahwa Dia tidak pernah meninggalkan mereka.
Tanpa Firman Tuhan melalui Yeremia ini, orang Yahudi mungkin telah terbuai harapan palsu yang mematikan. Bukankah kita juga seringkali demikian? Ketika berada dalam masa yang menyedihkan, seharusnya yang pertama kita lakukan kita lihat di dalam Firman Tuhan. Tanpa bimbingan Firman Tuhan, kita mungkin akan terbuai pikiran-pikiran yang tidak ada gunanya. Bukankah pemahaman bahwa Allah tidak meninggalkan kita, Dia mengendalikan situasi yang ada justru akan memberikan kepada kita semangat untuk bertahan? Percayalah bahwa Allah mengendalikan situasi dan jangan menyerah!
Rencanakan masa depan (Ay. 5b-6)
Dalam ayat 5b-6, Allah berkata, ... tanamilah kebun dan makanlah hasilnya. Menikahlah dan milikilah anak laki-laki dan perempuan; temukanlah istri untuk anakmu dan nikahkanlah, sehingga mereka juga memiliki anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang. Untuk menjadi banyak membutuhkan proses yang panjang.
Mungkin mereka akan terhibur ketika Allah memberikan perintah untuk menanam sejenis sayuran atau kacang-kacangan dan menunggu hasilnya untuk dinikmati. Tapi kata Ibrani yang digunakan di sini menunjuk kebun yang berisi pepohonan (Peng 2:5). Dengan kata lain Allah ingin memberitahu mereka sebagaimana untuk menanam pohon dan menunggunya untuk menghasilkan buah membutuhkan waktu cukup lama, maka engkaupun berada di Babel dalam kurun waktu yang lama. Itu sebabnya rencanakanlah masa depanmu dengan baik.
Ketika kita berada di pengasingan kita mungkin sulit untuk membayangkan apa yang akan terjadi besok, apalagi menyusun perencanaan masa depan. Dalam situasi yang tanpa arah inilah Tuhan membimbing mereka untuk menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana, Dia memiliki masa depan bagi kita, itu sebabnya jangan bertindak seolah-olah tidak akan ada hari esok. Allahlah yang menguasai hidupmu. Bangkitlah dan rencanakanlah.
Berkontribusilah yang positif, (ay. 7)
Di ayat 7: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa selama berada di Babel, pastikan untuk melakukan yang terbaik untuk menyumbangkan sesuatu yang positif. Jadilah orang yang bisa memberikan pengaruh bagi orang-orang yang butuhkan, jangan hanya melewatkan waktu.
Dengan kata lain perintah ini memberikan dorongan bagi orang Yahudi untuk membangun hubungan dengan orang-orang Babel. Bahkan, mengusahakan perdamaian dan kemakmuran. Kata syalom digunakan di sini, ide di sini adalah bahwa upayakanlah dengan tulus persahabatan dengan orang-orang Babel. Dengan demikian mereka mulai belajar mengasihi musuh.
Dalam keadaan kita yang serba berubah, di dalam konteks apapun belajarlah untuk membawa perdamaian bagi orang lain di sekitar kita. Kita mungkin tidak menyukai situasi yang ada, dan terkadang kita berpikir ada orang yang harus bertanggung jawab untuk itu. Tapi Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus memberikan kontribusi positif bagi kehidupan mereka.
Tuhan juga mengatakan kepada mereka untuk berdoa bagi kota. Alasannya adalah sederhana: Jika kota makmur, mereka juga akan makmur! Kedengarannya agak egois, tapi itu sebenarnya hanya sebuah pemikiran praktis dan sehat. Ketika kita berada di dalam sebuah kondisi yang sulit, kita perlu berdoa bagi mereka lebih dari sebelumnya. Sekalipun kita berada di pengasingan, tapi jangan hanya melewatkan waktu. Berhenti melihat diri kita sebagai korban, jangan menyerah, rencanakan hidupmu, berkontribusilah secara positif.
Fokuslah kepada Allah (Ay. 8-9)
Nabi-nabi palsu di antara Ibrani telah mengatakan kepada mereka bahwa mereka hanya akan berada di sana selama beberapa tahun. Mereka hanya memiliki sepotong kebenaran, dan mereka menggunakannya untuk keuntungan pribadi mereka sendiri.
Ada sebuah kata yang menarik yang digunakan di sini. Dalam ayat 8, kata “diperdaya” merupakan kata yang sering digunakan dalam dunia utang pitang. Apa hubungannya? Idenya di sini adalah sesuatu yang bisa menjadi perangkap. Utang sesuatu yang bisa menjadi jerat, menarik kita dalam dan menjebak kita sehingga kita tidak bisa keluar. Penipuan dari nabi-nabi palsu itu akan menjebak orang-orang yang menyukai apa yang mereka dengar, mereka begitu terpikat dan mereka tidak lagi berfokus kepada Allah.
Ingat janji-janji Allah, ay. 10-11
“Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Kata yang diterjemahkan “rancangan” di beberapa tempat kata ini digunakan untuk pikiran atau rencana, dan kita tahu bahwa pikiran Allah terhadap kita melampai semua pemikiran manusia. Kata ini adalah kata yang sama digunakan dalam Keluaran 31: 2-4 di mana Allah mengatakan kepada Musa dari berbagai keterampilan orang-orang yang akan dimasukkan untuk digunakan dalam membangun Kemah Suci. Semua keterampilan dan kesenian dari orang-orang akan dihukum digunakan untuk membuat sesuatu yang sangat indah. Kata inilah yang dipakai untuk menggambarkan rencana-Nya bagi orang-orang Ibrani. Rancangan ini adalah adalah desain yang artistik, ada sesuatu yang sudah dirancang dan akan indah indah bagi mereka.
Carilah Tuhan dengan segenap hatimu, ay. 12-13
“Apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.”
Sebelum orang Yahudi dibuang ke Babel perintah ini pernah diberikan kepada mereka, mereka tetap berpaling dari Allah. Jika Tuhan membuang dan meninggalkan merekapun, itu layak. Namun Allah berjanji jika mereka mau datang mencari Allah dengan sungguh-sungguh maka Allah akan memilihkan keadaan mereka.
Jika saudara dalam kondisi yang sama dengan bangsa Israel, ingatlah bahwa tidak ada solusi lain jika saudara ingin dipulihkan Allah selain mencari hati dan wajah Tuhan dengan seluruh hati dan jiwa sampai Saduara menemukan-Nya. Allah memberitahu kita bahwa kita dapat berdoa kepada-Nya, dan Dia akan mendengarkan kita. Allah memberitahu kita bahwa Jika kita mencari Dia dengan segenap hati kita, kita dapat menemukan-Nya. Kita mungkin merasa seolah-olah kita telah dibawa sebagai tawanan perang, tapi Tuhan berkata bahwa ada di sana, kita bisa menemukan-Nya. Mungkin hati kita penuh dengan kesedihan, rasa bersalah, kesedihan atau kegagalan, tapi Tuhan berkata bahwa kita bisa menemukan-Nya.