Sebentar lagi, Yesus akan pergi. Dia akan mati di kayu salib, dikuburkan, bangkit, kemudian naik ke surga. Setelah kurang lebih 3 tahun hidup bersama, Yesus akan meninggalkan murid murid-Nya. Saya mencoba bayangkan bagaimana perasaan para murid saat itu. Apakah mereka sedih? Atau kecewa? Atau takut?
Kenyataan ditinggalkan, terutama oleh orang yang penting atau orang yang begitu mencintai kita, mampu mematahkan semangat hidup manusia. Kita merasa kehilangan kasih, dorongan, dan bimbingan dari orang itu. Apalagi disini para murid tidak hanya ditinggalkan oleh seorang guru manusia, tetapi ditinggalkan oleh Tuhan sendiri. Karena di dalam konteks ayat-ayat sebelumnya (Yoh. 14:1-14), Yesus berbicara tentang kedekatan Dia dengan Allah Bapa. Jadi menurut saya perasaan kehilangan mereka itu sesuatu yang dapat menggoncangkan realita hidup mereka. Yesus mengerti ini karena Dia sampai meyakinkan mereka sekali lagi d ayat 18: Aku tidak akan meninggalkan kamu seperti yatim piatu.
Kenapa saya berkata semua ini? Sehingga saudara mengerti bahwa saat Yesus meminta kepada Bapa supaya mereka diberi Penolong, yaitu Roh Kudus, Yesus tidak bicara tentang sesuatu yang sepele dan ringan. Seakan-akan Roh Kudus itu tambahan atau aksesoris untuk membuat hidup ini sedikit lebih ringan. Kalau ada Roh Kudus bagus, kalau tidak ada Roh Kudus ya tidak masalah. Tidak! Roh Kudus adalah benar-benar Penolong, seorang Pribadi yg kita butuhkan. Bagaimana Roh Kudus menolong kita dalam kehidupan kita sehari-hari?
I. Roh Kudus adalah Tuhan yang menyertai kita (ayat 16).
Yesus memperkenalkan Roh Kudus dengan julukan ‘Penolong yang lain.’ Di dalam bahasa aslinya, kata “yang lain” itu sebenarnya mendahului kata Penolong. Maka di dalam terjemahan bahasa Inggris saya rasa lebih cocok: “I will ask the Father another Helper.” Maksudnya apa? Kalau Yesus bilang ini Penolong yang lain artinya murid-murid sudah punya Penolong pendahulu. Siapa? Ya sang penolong yang akan pergi meninggalkan mereka, yaitu Yesus sendiri. Dan di dalam kitab Yohanes, banyak sekali persamaan Yesus dengan Roh Kudus: sama-sama diutus oleh Bapa, berdiam d murid-murid, tidak diterima oleh dunia, membawa orang kepada kebenaran, menghakimi, menyingkapkan, dan lain sebagainya.
Pekerjaan Musa diteruskan oleh Yosua. Pekerjaan Elia diteruskan oleh Elisa. Dsini pekerjaan Yesus diteruskan oleh Roh Kudus. Namun jangan salah sangka. Roh Kudus tidak menggantikan Yesus, karena Roh Kudus tidak mati d kayu salib. Roh Kudus membuat kehadiran Yesus menjadi nyata di dalam hati dan hidup manusia.
Mungkin hari-hari ini anda kesulitan melihat pekerjaan Tuhan di dalam hidupmu. Anda diajari di greja Tuhan baik, Dia berkuasa, tetapi mana buktinya? Yang ada sepertinya justru sebaliknya: kekejaman, ketidakadilan, kemiskinan. Mungkin anda kecewa dengan Tuhan, imanmu goyah, ke gereja seperti waktu yang terbuang sia-sia. Tetapi, saya mau beritahu hari ini bahwa lewat Roh Kudus, Yesus hadir. Dia tidak tinggal diam, Dia sedang bekerja. Mungkin memang sulit dilihat, seperti kata ayat 17 dunia tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Justru itu. Karena kita-lah sebagai anak-anak Tuhan yang dipanggil untuk melihat dengan kacamata iman bahwa Allah kita hidup. Dari julukannya saja ketahuan ‘Penolong,’ ‘Penghibur,’ artinya apa? Artinya akan banyak situasi dimana saudara perlu pertolongan, perlu penghiburan. Roh Kudus bukan jaminan semua akan mulus, Roh Kudus adalah jaminan saat smuanya tidak mulus, Tuhan tidak akan meninggalkanmu sendirian tanpa bantuan.
II. Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi yang berdiam di dalam kita (ayat 16).
Penolong yang lain juga berarti Roh Kudus adalah seorang Pribadi. Yesus memanggil Roh Kudus sebagai Ia ato Dia, bukan hal itu. Di dalam kitab Efesus ditulis kita bisa mendukakan Roh Kudus. Barang tidak bisa kita buat sedih, hanya orang. Mengapa saya katakan ini? Karena banyak orang berpikir Roh Kudus itu seperti tenaga dalam, energy yang tidak kelihatan. Atau Roh Kudus itu berupa bahasa lidah, manifestasi yg supranatural. Padahal pada dasarnya, Roh Kudus itu kelihatan seperti Yesus. Dia adalah Pribadi Ilahi yang hidup. Ini penting sekali karena Alkitab memerintahkan kita untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau kta melihat Roh Kudus seperti energi, maka cara kita dipenuhi oleh Roh Kudus adalah secara mekanikal. Tetapi kalau Roh Kudus adalah seorang Pribadi, maka cara untuk dipenuhi adalah seperti dipengaruhi oleh kehadiran seseorang.
Dipenuhi oleh Roh Kudus artinya mengembangkan kesadaran kita akan Pribadi Ilahi yang diam di dalam kta. Kita menajamkan kepekaan kita akan Roh Kudus yg menjadi permanent resident atau penghuni tetap di dalam rumah hati kita. Sehingga hidup kta dibenahi. Sehingga semakin hari kita semakin menjadi serupa dengan Kristus dan menjadi saksi-Nya di dunia ini.
Hari ini dunia mungkin kesulitan melihat Tuhan, tetapi tidak sulit bagi dunia untuk melihat saudara dan saya. Lewat Roh Kudus, Tuhan ada di dalam umat-Nya. Tuhan menolong kita untuk jadi penolong. Tuhan memberkati kita untuk menjadi berkat. Doktrin Roh Kudus tidak bisa terlepas dari doktrin gereja: Tuhan bekerja melalui kita. Bukankah itu arti Pantekosta? Suka tidak suka, mau tidak mau, dunia berhak mengukur hidup kita sebagai orang Kristen apakah mencerminkan Yesus sendiri. Dengan bantuan Roh Kudus, mari kta menjadi saksi saksi-Nya yang setia.
III. Roh Kudus adalah Penolong yang membela kita (ayat 17).
Kata ‘Penolong’ ini adalah parakletos. Di dalam versi Alkitab bahasa Inggris, kata ini diterjemahkan macam-macam: advokat, penolong, penghibur, penasihat. Secara harafiah, parakletos adalah seseorang yang dipanggil untuk mendampingi. Di luar Alkitab, parakletos punya makna seperti kuasa hukum atau representasi hukum. Orang yang membantu kita di ruang sidang, pembela kta, jurubicara kita. Jadi, saya rasa parakletos punya dua sisi. Ada sisi halusnya: penolong, penghibur, penasihat. Tetapi juga ada sisi kerasnya: pembela, pendakwa, pelindung dari musuh-musuh.
Roh Kudus membela kita dari apa? Dari musuh-musuh diluar sana, tetapi terutama, Roh Kudus membela kita dari musuh-. Dia Tuhan yang menyertai kita. Pribadi Ilmusuh di dalam hati kta. Yaitu suara yang bilang kepada kita: saya tidak cukup, I don’t have what it takes. Barangkali itu juga emosi yang para murid rasakan. Jadi hari ini kita berpikir: kalau saja saya lebih …, maka saya akan bahagia. Apalagi di jaman dimana informasi begitu mudah kita akses, kita selalu merasa kurang, selalu merasa kalah, selalu merasa minder.
Di saat-saat seperti ini, Roh Kudus datang ke dalam hati kita seperti seorang sahabat yang membela kita. Saat dunia menekan kita, saat iblis menggoda kita, saat hati kita sendiri menghakimi kita, Roh Kudus berseru lebih jelas: “Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rom. 8:1). Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru ya Abba ya Bapa (Rom. 8:15).” Disaat yang bersamaan, Roh Kudus juga datang seperti sahabat yang melakukan intervention, saat hati kita kecanduan dengan hal-hal duniawi yang merusak hidup kita. Dia akan menentang kita, melawan kita, menyentil kita supaya kita kembali kepada sumber sukacita yang sebenarnya.
IV. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang menjamah hati kta (ayat 17).
Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Kebenaran apa maksudnya? Di Yoh. 14:6 Yesus berkata Aku-lah kebenaran. Maka dalam konteksnya, kebenaran disini adalah kebenaran tentang Yesus. Roh Kudus tidak menyingkapkan wahyu-wahyu baru, tetapi menerangi kebenaran-kebenaran tentang Yesus yang sudah kita terima. Tetapi seperti kata ayat 17b, ini adalah kebenaran yang dunia akan tolak. Kita cuman bisa coba bayangkan misi para murid yang memberitakan Injil Yesus di iklim dimana salib itu untuk orang Yahudi batu sandungan dan untuk orang Yunani kebodohan. Tanpa Roh Kudus, ini mission impossible, mustahil oleh usaha manusia semata-mata. Maka peran Roh Kudus adalah mengambil kemuliaan karya Yesus dan meng-applikasikannya ke dalam hati kta.
Mengapa sepasang kekasih bisa saling suka dan jatuh hati? Dan kenapa dengan si A dan bukan si B? Sampai hari ini, saya rasa ketertarikan (attraction) adalah sesuatu yang misterius. Tetapi begitu terpikat, akan mengubah segalanya. Rasa ketertarikan itu saya rasa seperti Roh Kudus, yang menjamah hati kita sedemikian rupa sehingga kta jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Maka kebenaran firman Tuhan tidak hanya di level pengetahuan, tetapi di level hasrat. Maukah sodara dipenuhi sukacita untuk taat? Didominasi oleh kuasa kasih sehingga kita hidup menyenangkan Tuhan?
Hari Pantekosta adalah hari kita memperingati turunnya Roh Kudus kepada murid-murid Yesus. Yesus tidak meninggalkan mereka sendirian, tetapi memberikan Penolong yang lain. Penolong yang sama yang hari ini hidup di dalam kita, orang-orang percayaahi yang tinggal di dalam kita. Penolong yang membela kita. Dan Roh Kebenaran yang menjamah hati kita.