RIZPA
Nama Rizpa muncul 2 kali, yaitu 2 Samuel 3:6-11 dan 2 Samuel 21:1-14. Dalam 2 Sanuel 3:6-11, Rizpa diperkenalkan sebagai gundik Saul dan anak dari Aya. Dari nama ayahnya, Aya, kemungkinan Rizpa bukanlah orang Israel karena Aya adalah nama orang Huri, dalam Alkitab (Kej. 14:6; 36:20-30), Aya artinya burung elang. Nama ‘Rizpa’ sendiri dalam bahasa Ibrani kuno artinya ‘batu panas’ atau ‘arang’ sedangkan dalam Ibrani modern artinya ‘lantai.’
RIZPA SEBAGAI GUNDIK
Dalam 2 Sam. 3:7 dikatakan bahwa Rizpa adalah gundik (pileghesh) Saul, sebuah istilah yang akhirnya dipakai oleh bahasa Latin, pelex, yang artinya ‘wanita simpanan’ atau ‘pelacur laki-laki.’ Dalam masyarakat Timur Dekat Kuno sendiri, gundik memiliki status sosial yang lebih rendah daripada wanita pada umumnya. Sepanjang sejarah, gundik merupakan bagian dari rampasan perang. Berbeda dengan istri raja (ratu), gundik tidak memiliki kuasa atas tahta seorang raja walaupun gundik merupakan hadiah ekstra dari sebuah tahta. Dalam perjanjian antara negara atau kerajaan, gundik seringkali menjadi bagian/syarat yang dibicarakan dalam perjanjian tersebut. Dalam budaya kuno, gundik seringkali berpindah dari satu raja ke raja berikutnya yang menang dalam perang.
Menikahi istri raja atau meniduri gundik raja merupakan tindakan pengabsahan terhadap perebutan tahta kerajaan. Apabila seorang anak raja meniduri gundik ayahnya maka hal tersebut dipandang sebagai tindakan politis, yaitu perebutan tahta ayahnya. Inilah yang terjadi dalam 2 Samuel 3:6-11, yaitu sebuah kisah perjuangan kekuasaan di antara 3 laki-laki: Abner, Isyboset dan Daud. Status Rizpa sebagai gundik menyingkapkan isu kekuasaan di antara 3 laki-laki tersebut.
Dalam 2 Samuel 3 dikisahkan bahwa raja Saul telah mati (1 Samuel 31) sehingga tahta Israel menjadi perebutan antara anak Saul yang menggantikan menjadi raja (Isyboset) dan Daud. Isyboset tidak berdiri sendirian karena jenderal ayahnya, Abner, masih setia menemaninya untuk tetap mempertahankan tahta Saul. Jika dilihat dari 2 Samuel 2 sebenarnya Abnerlah yang memimpin keluarga Saul, bukan Isyboset. Dalam dukungannya yang besar terhadap Isyboset, Abner menyadari bahwa kekuasaan Daud lebih besar dibandingkan Isyboset (1 Samuel 2). Keyakinan Abner ini semakin ditantang ketika Isyboset menanyakan kepada-nya tentang alasan Abner telah meniduri Rizpa, gundik ayah Isyboset. Sebenarnya apa yang ditanyakan Isyboset, ”Mengapa kau hampiri (Lit. telah meniduri) gundik ayahku?” bukanlah merupakan pertanyaan konfirmasi, karena dari bentuk waktu yang digunakan menunjukkan bahwa tindakan ‘menghampiri’ (you went into) telah terjadi dan yang ditanyakan Isyboset adalah ‘Mengapa’ bukan ’Apa.’ Dengan kata lain, Isyboset telah yakin (mungkin dia memiliki bukti atau laporan langsung) bahwa Abner memang telah meniduri gundik ayahnya.
Pertanyaan Isybloset ini menimbulkan berbagai penafsiran tentang alasan di balik pertanyaan yang diajukannya. Pertama, motif dibalik pertanyaan Isyboset ini adalah semata-mata mengenai moral. Dengan kematian Saul, ayahnya, maka secara otomatis gundik-gundik Saul akan jatuh ke tangan-nya sebegai penerus tahta Saul, termasuk Rizpa. Ada sarjana yang mengatakan bahwa Rizpa ini telah menjadi istri Isyboset, sehingga pertanyaan yang diajukan Isyboset sebenarnya adalah “Mengapa engkau berzinah dengan menghampiri istriku?” Atau juga muncul nada peng-khianatan dari pihak Abner kepada Isyboset dengan cara berzinah dengan Rizpa. Kedua, pertanyaan Isyboset ini merupakan pertanyaan politis. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidur dengan gundik seorang raja menandakan pengambil-alihan tahta kerajaan. Dengan kata lain, tindakan Abner ini dipahami Isyboset sebagai tindakan untuk mengambil-alih tahta Saul yang telah diserahkan kepadanya atau Abner hendak memberontak terhadapnya.
Bersambung…