(Lanjutan tgl 16 September 2018)
- Konteks kisah Rahab dalam Yos. 2 memberi kesan adanya latar belakang penginapan.
- Dalam dunia Alkitab, yang dimaksud dengan ‘penginapan’ adalah sebuah bangunan yang terletak di jalan raya atau di pintu gerbang kota. Penginapan biasanya dibiayai oleh masyarakat dan tidak dikenakan biaya bagi para musafir yang menginap.
- Dalam Yos. 2:15 dikatakan,”Kemudian perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia diam.” Rahab jelas-jelas tinggal di dalam tembok kota, yaitu di pintu gerbang kota sedangkan biasanya para pelacur tidak diijinkan untuk tinggal di dalam kota. Bersama-sama dengan para peternak babi, orang kusta dan toko-toko penjual minuman keras, pelacur diperbolehkan tinggal agak jauh dari kota, setidaknya sekitar 3 mil dari kota.
- Ketika Yosua memerintahkan 2 pengintai untuk memata-matai Kanaan dan kota Yerikho, tidak ada gambaran bahwa mereka terburu-buru dikejar penduduk Yerikho sehingga akhirnya mereka terpaksa menuju ke rumah Rahab. Mereka memang secara sengaja berada di rumah Rahab dan tidur di sana. Pemilihan rumah Rahab sebagai tempat mereka tidur akan sangat sesuai dengan konteks penginapan. Di penginapan biasanya mata-mata akan mudah menggali informasi sekalian mencari pendukung (bdg. 2 Sam. 15:10 kata yang dipakai sama untuk mata-mata, yaitu meraglim).
- Tentang kata ‘tidur’ yang dipakai dalam 2:1, yaitu shakav. Beberapa sarjana menyatakan bahwa kata shakav berkonotasi tidur yang berhubungan dengan tindakan seksual (Gen 19:33; 39:7; Ul 22:22), namun beberapa kali kata shakav muncul dalam arti tidur yang sesungguhnya, tanpa ada tindakan seksual, misalnya di Kej. 19:4; 1 Sam 3:3; Ayub 7:4; Amos 6:4. Tidak ada indikasi bahwa 2 mata-mata tidur dengan Rahab, apalagi di ay. 8 juga muncul kata shakav dalam arti tidur yang sesungguhnya. Penulis kitab Yosua sangat jelas menyatakan bahwa 2 mata-mata itu tidur (shakav) ‘di rumah Rahab’, bukan ‘dengan Rahab’. Pemilihan 2 mata-mata terhadap rumah Rahab untuk tempat mereka beristirahat akan mudah dipahami jika memang rumah Rahab adalah penginapan. Justru ketika mereka memilih rumah Rahab yang adalah perempuan sundal (dengan asumsi mereka sengaja memilih), motivasinya justru patut dipertanyakan.
Terlepas dari benar tidaknya Rahab sebagai perempuan sundal, tidak ada indikasi dalam teks yang menghubungkannya dengan ‘persundalan’ yang mungkin dia lakukan. Kemungkinan penyebutan ‘Rahab perempuan sundal itu’ menjadi semacam kerancuan karena biasanya penginapan identik dengan salah satu tindakan prostitusi, bukan hanya di dunia modern tapi juga di dunia kuno.
Namun yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut dan belum sempat dibahas di bagian ini adalah wanita sebagai pemilik penginapan.
NK_P