Dalam Alkitab, utamanya Perjanjian Lama, beberapa kali muncul istilah ‘pohon anggur dan pohon ara’ secara bersamaan. Misalnya di:
1 Raja 4:25 …. sehingga orang Yehuda dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.
2 Raja 18:31 Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang dari padamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya,
Mikha 4:4 Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya.
Zakaria 3:10 Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara.
Dalam 1 Raja 4:25, istilah ‘diam di bawah pohon anggur dan pohon ara’ merujuk pada kondisi bangsa Israel pada masa Salomo ketika mereka berada di puncak kejayaan secara kekuasaan politis. Namun selanjutnya, di 2 Raja 18:31, ketika juru minuman agung raja Sanherib datang memaksa orang Yehuda untuk menyerah, dia memohon agar mereka menerima syarat yang diajukan raja Sanherib supaya setiap orang bisa ‘makan dari pohon anggur dan pohon aranya’. Dalam Mikha 4:4 dan Zakaria 3:10, pohon anggur dan pohon ara ditampilkan sebagai gambaran dari kemakmuran spiritual.
Dalam salah satu akhir pidatonya, salah seorang presiden Amerika Serikat, George Washington, mengutip Mikha 4:4: “May the children of the stock of Abraham who dwell in this land continue to merit and enjoy the good will of the other inhabitants, while everyone shall sit in safety under his own vine and fig tree and there shall be none to make him afraid."
Ungkapan, entah ‘duduk’ atau ‘diam’ di bawah pohon anggur dan ara, menggambarkan kondisi dalam kedamaian dan kemakmuran. Mengapa buah anggur dan buah ara dijadikan representasi kedamaian dan kemakmuran?
Buah Anggur
Buah anggur merupakan jenis buah yang sering disebutkan dalam Alkitab sejak jaman Nuh hingga era Yesus Kristus. Bahkan dalam catatan Alkitab, pohon anggur merupakan buah yang pertama kalinya dibudidayakan (Nuh: Kej. 9:20). Ketika pertamakalinya orang Israel memasuki Kanaan, tanah perjanjian, mereka mendapat bahwa salah satu buah yang menyambut mereka adalah buah anggur (Ul. 6:11; Yos. 24:13; Neh. 9:25). Pembudidayaan buah anggur terbukti dari banyaknya referensi Alkitab tentang buah anggur itu sendiri dan banyaknya sisa-sisa pemerasan buah anggur yang ditemukan.
Menurut tradisi kuno orang Yahudi, sulur atau carang buah anggur merupakan makanan favorit gajah. Karena begitu perhatian terhadap binatang, Nuh berusaha menyediakan makanan favorit para binatang yang masuk ke bahtera. Untuk gajah, Nuh menyediakan daun dan sulur buah anggur. Sebuah tradisi kuno para rabbi mengatakan bahwa buah dari pohon yang dimakan Adam adalah buah anggur.
Buah anggur yang dimaksud dalam catatan Alkitab berbeda dengan buah anggur yang dikenal di era modern sekarang ini. Buah anggurnya terkenal besar-besar (mungkin bisa dibandingkan dengan buah plum ukuran kecil). Salah satu contoh kebesaran dan terkenalnya buah anggur di daerah Palestina adalah hasil tandan buah anggur yang dibawa para pengintai (Bil. 13:23-24).
Musim panen anggur adalah saat pesta besar dan hal itu biasanya terjadi pada bulan September. Orang-orang biasanya meninggalkan kota pada musim panen anggur; mereka tinggal di tenda-tenda sementara atau penginapan di sekitar kebun anggur. Anggur dipanen dengan nyanyian-nyanyian, tawa dan sukacita yang luar biasa. Hasil panennya diletakkan di atas kepala atau diikatkan di bahu seperti membawa beban. Buah-buah yang terseleksi dengan kategori baik, disimpan di keranjang anyaman yang terbuka. Dari sanalah asal muasal kismis yang merupakan anggur yang dikeringkan. Sisa anggur yang ada dibawa ke tempat pemerasan anggur sampai dihasilkannya minuman anggur.
Keistimewaan anggur ini juga semakin jelas ketika Yesus sendiri menyebut DiriNya ‘pokok anggur yang benar’ dan murid-murid-Nya adalah rantingnya (Yoh. 15:1-6). Dengan kata lain, anggur dan ladang anggur telah menjadi simbol kemakmuran dan berkat bagi orang-orang Israel dari sejak lama.
Buah Ara
Buah ara, yang muncul disebutkan sekitar 57 kali dalam Alkitab, merupakan salah satu jenis buah yang penting dalam Alkitab. Di Israel sendiri hingga kini pohon ara banyak tumbuh baik yang liar maupun hasil pembudidayaan. Dalam setiap tahunnya, setidaknya ada 2 kali panen pohon ara, yaitu sekitar bulan Juni dan Agustus atau September. Hasil panen pada musim panas disimpan untuk keperluan pada musim dingin. Dan jika mengering, buah ara itu dibuat kue atau digantung pada tali.
Di daerah Timur, buah ara dipergunakan untuk keperluan medis dan biasanya dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit barah atau penyakit kulit lainnya (bdg. 2 Raja 20:7). Dalam catatan Alkitab, setidaknya ada 5 kata berbeda yang dipakai untuk menggambarkan kondisi buah aranya.
Yeremia 8:13 Aku mau memungut hasil mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi tidak ada buah anggur pada pohon anggur, tidak ada buah ara pada pohon ara, dan daun-daunan sudah layu;…
Kidung 2:13 Pohon ara mulai berbuah…
1 Sam 25:18 Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai,
2 Raja 20:7 Kemudian berkatalah Yesaya: "Ambillah sebuah kue ara!" Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia.
Wahyu 6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Dalam Yeremia 8:13, ara yang dimaksud adalah buahnya itu sendiri. Dalam Kidung 2:13, ara yang dimaksud merujuk pada buah ara yang pertama kali masak atau masak lebih awal. Sedangjan dalam 1 Sam 25:18 dam 2 Raja 20:7, ara yang dimaksud menunjuk pada kue ara atau ara yang dikeringkan. Sedangkan yang di dalam Wahyu 6:13, ara yang dimaksud mengarah pada buah ara yang tidak masak dan berjatuhan.
Sebagian dari hadiah yang dipersembahkan Abigail untuk Daud terdiri dari 200 kue ara (1 Samuel 25:18) yang bagi orang Yahudi merupakan makanan yang sangat lezat. Karena kelezatannya itu, orang Yahudi acapkali memberikan kue ara sebagai hadiah kehormatan bagi seorang rabbi atau orang yang dihormati. Namun pemberian kue ara kepada hakim dianggap sebagai bentuk suap.
Dalam Perjanjian Baru (Mat 21:1; Mar 11:1; Luk 19:29), muncul kata ‘Betfage’ yang secara literal berarti ‘rumah dari buah ara hijau’, maksudnya merujuk pada buah ara yang tidak masak.
Kesimpulan
Signifikansi dari buah anggur dan buah ara bagi orang-orang Yahudi diilustrasikan dengan kenyataan bahwa para nabi memarahi umat karena kefasikan mereka dengan cara mengancam bahwa pohon anggur dan pohon ara mereka akan dihancurkan (Yer. 8:13; 48:32; Hos. 2:12; 9:2; Yoel 1:7, 12).
Ketika umat Allah mempertahankan janji Allah, para nabi berkata bahwa pohon anggur dan pohon ara akan direstorasi (Mikha 4:4; Zakh 3:10). Pohon ara dan pohon anggur menyimbolkan kemakmuran dan kedamaian spiritual dari kerajaan Mesias.
NK_P