Dalam drama Natal kita sering menyaksikan para malaikat diperankan oleh para wanita. Dalam lukisan-lukisan tradisional, para malaikat digambarkan sebagai laki-laki. Manakah yang benar?
Beberapa orang meyakini para malaikat adalah laki-laki berdasarkan kata Ibrani mal’āk maupun Yunani angelos yang memang berjenis kelamin maskulin. Argumen ini kurang berdasar. Jenis kelamin secara tata bahasa tidak selalu identik dengan jenis kelamin secara biologis. Sebagian kata benda bahkan mengambil bentuk neuter, walaupun secara biologis mereka berjenis kelamin laki-laki/jantan atau perempuan/betina.
Sesungguhnya pertanyaan di atas sedikit sulit untuk dijawab. Para malaikat adalah makhluk roh. Artinya, secara hakekat mereka tidak memiliki tubuh. Dalam kaitan dengan hal ini, pembahasan tentang jenis kelamin menjadi tidak relevan. Alkitab mencatat bahwa malaikat di surga tidak kawin dan tidak mengawinkan (Mat 22:30//Mar 12:25).
Walaupun demikian, kita masih bisa menjawab pertanyaan ini berdasarkan penampakan para malaikat yang dicatat oleh Alkitab. Pada saat mereka menampakkan diri dalam rupa seperti manusia, mereka mengambil wujud laki-laki (Kej 18:2; 32:2). Nama yang mereka sandang pun maskulin, misalnya Mikhael (Dan 10:13, 21; 12:1; Yud 1:9; 12:7) atau Gabriel (Luk 1:19, 26). Berdasarkan penampakan ini, tidak salah apabila para malaikat dipahami sebagai figur laki-laki.
