Apakah Anjing Kesayangan Saya Akan Ada di Surga?

Posted on 19/07/2020 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/Apakah-Anjing-Kesayangan-Saya-Akan-Ada-di-Surga.jpg Apakah Anjing Kesayangan Saya Akan Ada di Surga?

Kehilangan sesuatu yang kita sayangi memang tidak pernah mudah, termasuk ketika kita kehilangan seekor hewan peliharaan. Kesedihan yang ditimbulkan begitu nyata. Adalah salah untuk menyepelekan rasa kehilangan ini. Tidak ada seorangpun yang boleh menggampangkan perasaan dan pergumulan atas kehilangan hewan peliharaan.

Bukan hanya itu saja. Kerinduan untuk tetap bersama dengan hewan kesayangan sampai kekekalan menyiratkan sesuatu yang mendalam. Semua manusia membutuhkan kasih sayang. Kebutuhan terhadap kasih sayang ini bersifat hakiki. Walaupun pada dirinya sendiri kerinduan untuk disayangi tidak keliru, kerinduan itu bisa menjadi keliru apabila hendak dipuaskan dengan sesuatu yang keliru. Bagaimanapun, perasaan kehilangan yang begitu besar atas kematian hewan peliharaan menyiratkan betapa manusia memang membutuhkan kasih sayang.

Walaupun demikian, kita perlu tahu adalah ajaran Alkitab yang benar. Ajaran yang benar perlu mendahului dan mengontrol perasaan. Sejauh yang kita dapat temukan dalam Alkitab, tidak ada teks yang secara eksplisit dan detil menjawab pertanyaan di atas. Kita hanya bisa membangun pandangan berdasarkan beberapa data Alkitab yang relevan.

Alkitab secara konsisten menegaskan keunikan manusia dibandingan dengan binatang. Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej. 1:26-27). Manusia diberi kuasa atas seluruh bumi, termasuk atas binatang (Mzm. 8:4-8). Berdasarkan keunikan ini, tidak berlebihan jika kita memikirkan bahwa tujuan akhir manusia memang berbeda dengan binatang. Pengkhotbah berkata: “Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi” (Pkt. 3:21). Terlepas dari bagaimana seseorang menafsirkan ayat ini, ada perbedaan antara manusia dan binatang dalam kaitan dengan akhir kehidupan mereka.

Tidak ada satupun teks Alkitab yang menyiratkan bahwa binatang yang ada sekarang akan dibangkitkan di surga kelak. Alkitab tidak banyak berbicara tentang hal itu. Dari secuil catatan yang ada, kehidupan binatang tampaknya secara konsisten dibicarakan dalam konteks kesementaraan di dunia (Mzm. 49:13). Jika kita hanya berpatokan pada dua teks ini (Pkt. 3:21 dan Mzm. 49:13), kita mungkin didorong untuk menarik kesimpulan bahwa binatang yang hidup sekarang tidak akan dibangkitkan di surga.

Apakah ini berarti bahwa surga kelak hanya dihuni oleh Allah, para malaikat dan umat tebusan? Tidak juga. Alkitab menyamakan surga (futuris) dengan langit dan bumi yang baru (2Pet. 3:13; Why. 21:1). Konsep ini sudah dinubuatkan sejak lama dalam Perjanjian Lama (Yes. 65:17; 66:22). Jika hal ini diterima, kita memiliki alasan yang kuat untuk percaya bahwa nanti di langit dan bumi yang surga akan ada binatang (Yes. 65:25). Tentu saja keadaannya akan jauh berbeda dengan sekarang. Manusia dan binatang tidak akan saling memakan. Kedamaian juga ada di antara binatang.   

Apakah binatang-binatang yang nanti akan mendiami langit dan bumi yang baru adalah ciptaan yang benar-benar baru atau ciptaan lama yang akan dipulihkan kelak? Alkitab tidak memberi petunjuk apapun ke sana. Konsep tentang langit dan bumi yang baru jelas menyiratkan sebuah proses pemulihan. Apa yang ada di kisah penciptaan akan ada lagi, bahkan dengan versi yang lebih baik. Walaupun demikian, kita tidak bisa memastikan seberapa jauh pemulihan itu akan terjadi. Apakah segala sesuatu yang pernah ada akan dipulihkan di sana? Kita tidak bisa memastikan. Seandainya binatang-binatang yang akan ada kelak adalah binatang-binatang yang pernah ada di bumi, cara mereka bisa berada di surga jelas berbeda dengan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kita berada di surga berdasarkan iman kita melalui anugerah Allah di dalam penebusan Kristus yang sempurna (Rm. 1:16-17; 10:9-10). Binatang tidak bisa beriman. Mereka tidak memiliki pengertian yang memadai untuk mengenal dan menyembah Pencipta-Nya.

Sebagai penutup artikel ini saya ingin mengajak mereka yang merasa sangat kehilangan dengan kematian binatang peliharaan mereka untuk merenungkan pertanyaan ini: Tahukah Anda bahwa sumber sukacita kita di surga adalah persekutuan dengan Allah Tritunggal? Tidak ada satupun yang bisa menambahi maupun mengurangi sukacita itu. Ada atau tidaknya binatang kesayangan kita di sana seharusnya tidak mempengaruhi sukacita kita. Jika kita merasa bahwa sukacita kita kelak baru lengkap jika binatang kesayangan kita turut hidup kembali di surga, mungkin selama ini tanpa sadar kita sudah meletakkan dasar sukacita pada tempat yang keliru. Kita mungkin telah memberhalakan ciptaan dan mengesampingkan Pencipta kita.

Tentu saja saya tidak bermaksud mengecilkan rasa kehilangan. Saya juga tidak sedang menghakimi siapapun. Saya pernah kehilangan orang-orang yang saya kasihi. Saya tahu apa artinya kehilangan. Walaupun demikian, saya berusaha untuk mengontrol perasaan dengan firman Tuhan. Tidak mudah memang, tetapi tidak mustahil. Oleh anugerah-Nya saya dimampukan terus untuk menjadikan Kristus sebagai harta satu-satunya dan sumber sukacita yang tidak ada duanya. Soli Deo Gloria.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community