Yesus Datang Memberikan Hidup Berkelimpahan (Yohanes 10:10)

Posted on 27/12/2020 | In Teaching | Ditulis oleh Pdt. Novida Lassa | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/03/Yesus-datang-memberikan-hidup-berkelimpahan-Yohanes-10-10.jpg Yesus Datang Memberikan Hidup Berkelimpahan (Yohanes 10:10)

Tema ini adalah tema yang tepat sebagai penutup tahun sekaligus persiapan memasuki tahun yang baru. Ada banyak hal yang terjadi di tahun ini yang membuat kita harus melewati dengan perjuangan yang tidak mudah. Tahunpun akan berganti namun dalam krisis yang belum usai. Wajar jika bertanya, bagaimana kehidupan kita di tahun yang baru? Tema hari ini akan memberikan sebuah perspektif Injil yang akan menolong kita melewati waktu di depan kita.

Mari kita meneliti teks kita hari ini. Ada dua subjek yang dibandingkan di sini, yaitu pencuri dan Yesus. Siapa yang Yesus maksud dengan “pencuri” di sini? Banyak orang berpikir yang layak berdiri sebagai “rivalnya” Yesus di sini adalah si Setan. Tapi apakah benar bahwa yang Yesus maksudkan dengan pencuri di sini adalah setan? Sebelum kita menjawabnya, mari kita melihat konteksnya.

Pertama, seluruh pengajaran tentang gembala yang baik merupakan tanggapan langsung terhadap perlakuan buruk orang Farisi terhadap orang buta yang Yesus sembuhkan (Yohanes 9). Tidak ada jeda antara Yohanes 9 dan 10.  Yesus beralih langsung dari mengutuk orang Farisi dalam Yohanes 9:39-40 menjadi serangkaian perumpamaan yang membandingkan kepemimpinannya sendiri dengan kepemimpinan orang Farisi.

Kedua, Ada tiga perumpamaan yang diberikan Yesus dan dua di antaranya memberikan kontras antara Yesus dan para pemimpin yang gagal. Kemungkinan besar ketiga perumpaan ini sedang membicarakan kontras yang sama. Pertama, pencuri yang tidak masuk melalui pintu dan gembala yang masuk melalui pintu (Yoh. 10: 1-6).  Kedua, Pencuri yang membinasakan dan Yesus sang gembala domba yang menghidupkan (Yoh. 10: 7-10). Ketiga, orang-orang upahan yang meninggalkan domba-dombanya pada saat tanda bahaya (Yoh 10:12)

Ketiga, dalam perumpamaan ini - hanya satu paragraf pendek! - Yesus menjelaskan dengan jelas bahwa "semua yang datang sebelum saya adalah pencuri, pencuri datang hanya untuk membunuh dan mencuri dan menghancurkan" (Yohanes 10: 8-10). Tidak ada petunjuk bahwa dia telah mengganti topik, jadi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Yesus telah mulai berbicara tentang Setan.

Jadi konteks keseluruhan memperjelas bahwa pencuri merujuk pada para pemimpin Israel yang gagal. Orang Farisi dan pemimpin umat yang lain adalah pencuri dan perampok. Mereka mendapatkan posisi kepemimpinan seperti gembala tanpa restu dari Penjaga Gerbang. Mereka bukanlah gembala yang setia. Mereka adalah "orang asing" dalam ayat 5: "Orang asing tidak akan mereka ikuti, tetapi mereka akan lari darinya, karena mereka tidak mengenal suara orang asing."

Perhatikan tiga kata kerja yang dilakukan oleh sang pencuri ini, yaitu “mencuri, membunuh, dan membinasakan”? Apa maksud dari ketiga kata kerja ini? Dengan melihat kontras Yesus sebagai pemberi hidup. Tiga kata kerja ini bisa ditafsirkan tindakan dari para pemimpin Israel yang menjauhkan domba-domba dari kehidupan yang sesungguhnya, yaitu di dalam Kristus. Mereka dibiarkan sesat dan terhilang karena mereka tidak dipimpin datang kepada Yesus. Tindakan ini kejam, karena mereka telah menjauhkan domba-dombanya dengan Sang Penyelamat yang sesungguhnya.

Perbuatan sang pencuri ini dikontraskan dengan perbuatan Yesus di bagian selanjutnya. Ada dua hal yang menarik untuk diperhatikan



Yesus memberikan kehidupan kepada domba-domba.

Berlawanan dengan rancangan si pencuri, yaitu untuk membunuh dan membinasakan, Kristus berkata, "Aku datang di antara manusia Supaya mereka mempunyai hidup”.  Yesus datang untuk mencari domba-domba yang terhilang dan memberikan mereka hidup. Bagaimana caranya? Cara yang ditempuh menuntukan totalitasnya, yaitu dengan memberikan nyawa-Nya.

Ciri gembala yang baik adalah siap menantang bahaya dan mempertaruhkan nyawanya demi kawanan dombanya. Sebagaimana yang pernah dilakukan Daud di padang saat menjaga domba-dombanya, ia harus membunuh singa dan beruang demi menyelamatkan domba-dombanya.

Apa yang dimaksud dengan memberi hidup bagi domba-domba-Nya? Tentu yang dimaksudkan bukan hidup secara hurufiah karena firman ini datang kepada orang yang hidup (secara jasmani) untuk apa diberikan hidup secara jasmani lagi? Kehidupan yang dimaksud adalah hidup secara spiritual. Para pendengar Yesus secara jasmani memang hidup, namun belum tentu hidup secara rohani karena mereka menolak Yesus. Sebagai gembala Yesus datang mencari domba-domba, memberikan nyawa-Nya demi domba-dombanya supaya mereka diselamatkan. Nyawa-Nya memberikan kehidupan yang baru. Manusia memang hidup secara jasmani namun rohani mereka mati karena hubungan dengan Allah rusak sejak kejatuhan Adam. Penebusan Kristus menjadi sebuah mujizat bagi manusia, sebab kehidupan baru yang dikaruniakan Yesus adalah hal yang mustahil untuk dicapai dengan kekuatan sendiri.

Domba yang telah diselamatkan oleh Yesus tidak dapat dibinasakan oleh si jahat. Di dalam keselamatan-Nya, domba-dombanya akan aman.



Yesus memberikan hidup yang berkelimpahan

Ayat ini perlu ditafsirkan dengan tepat, karena ada banyak orang yang menderita karena komunitasnya memiliki pemahaman yang salah. Tidak sedikit orang yang sakit, yang ekonominya sulit, yang belum ketemu jodoh dianggap tidak beriman sebab orang yang beriman di dalam Yesus diberi hidup yang berkelimpahan (dalam hal materi, Kesehatan, jodoh, anak,dll). Jelas bahwa ini adalah penafsiran yang salah sebab konteksnya sedang membicarakan hal spiritual bukan sesuatu yang jasmani. Frase yang berkelimpahan sedang menerangkan hidup yang Yesus berikan.

Supaya mereka mempunyainya dalam segala kelimpahan. Pernyataan ini dapat ditafsirkan dengan dua acara, pertama dengan membandingkan hidup kekal dengan semua yang pernah dimiliki oleh para domba. Yesus memberi hidup yang berkelimpahan yaitu supaya mereka memiliki hidup yang melimpah dibandingkan kehidupan yang telah hilang dan dirampas oleh dosa, lebih berkelimpahan daripada hidup yang dijanjikan oleh hukum Musa, lebih dari hari-hari yang dihabiskan di Kanaan, lebih melimpah daripada yang dapat diharapkan, lebih dari yang kita bisa minta atau sanggup bayangkan, yaitu hidup di dalam kekekalan Bersama dengan Allah Tritunggal.

Pernyataan itu juga dapat ditafsirkan secara kekinian, bahwa dengan hidup yang Yesus berikan, domba-domba-Nya akan hidup dengan segala yang baik karena hidupnya penuh dengan bersukacita yang bersumber dari Allah. Apa yang telah diberikan Yesus membuat hidup umat-Nya jauh lebih berkualitas, sebab hidup yang berfokus pada apa yang kekal atau pada apa yang abadi. Bahkan lebih dari itu kita dapat menolong orang lain untuk hidup dengan kualitas hidup yang sama.

Dengan demikian terlihat jelas apa yang dilakukan oleh para pencuri dan apa yang dilakukan oleh Yesus. Pencuri datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Dengan kata lain, mereka hanya bisa mendatangkan kematian bukan kehidupan. Yang diberikan oleh Yesus Kristus bukan hanya kebalikan dari semua itu. Dia tidak hanya mengaruniakan hidup yang baru, tetapi juga hidup yang berkelimpahan, hidup yang berkualitas.

Apakah implikasinya bagi kita? Pertama, Di dalam Kristus kita telah menerima hidup bahkan hidup berkelimpahan. Dia rela memberikan nyawa-Nya bagi kita (10:11). Yesus Kristus kehilangan nyawa-Nya supaya kita menemukan hidup yang melimpah. Seharusnya Kristus menjadi sumber kepuasan kita, bukan yang lain. Kedua, Kristus telah memberikan kualitas hidup yang sempuna, kita hanya perlu berjalan mengikuti Dia sebagai gembala. Maukah saudara berjalan mengikuti-Nya? Hanya dengan berjalan mengikuti-Nya kita mendapatkan hidup yang berkualitas yang berfokus pada apa yang kekal. Terakhir, di tengah-tengah kondisi yang serba tidak pasti, mari letakkan masa depan kita pada hal yang pasti yang sudah dilakukan Kristus bagi kita. Tuhan adalah Sang Gembala Agung, semua yang baik sudah Dia lakukan bagi kita, jangan kuatir, jangan takut, teruslah berjalan mengikuti Langkah Sang Gembalamu. Amin

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Novida Lassa

Reformed Exodus Community