(Lanjutan tgl 26 Agustus 2018)
Sebagaimana semua keturunan Kain yang dicatat di ayat 17-24 semuanya adalah orang berdosa, ayat 25-26 juga mencatat munculnya satu keturunan yang beribadah kepada TUHAN.
Kedua, 4:25-26 diikuti oleh pasal 5 yang berisi silsilah Adam dari Set (ayat 3) dan Enos (ayat 6). Dengan kata lain, pasal 5 merupakan penjelasan tentang keberadaan suatu keturunan yang mengikuti leluhur mereka di 4:25-26. Apalagi silsilah ini juga berakhir dengan keluarga Nuh (ayat 32), seorang yang tidak bercela di antara orang sejamannya (6:8-9).
Ketiga, 4:17-26 juga harus dipahami sebagai sebuah permulaan budaya manusia. Pada masa inilah orang mulai mendirikan kota (ayat 17), peternakan (ayat 20), seni (ayat 21), ketrampilan tangan (ayat 22). Sebagaimana budaya sekuler ini dimulai oleh keturunan Kain, demikian juga budaya rohani (ibadah secara umum) dimulai oleh keturunan Set atau Enos.
Berdasarkan semua penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa Kejadian 4:26 tidak bertentangan dengan penyebutan nama Yahweh di Kejadian 2:1-4:16. Artinya, nama Yahweh memang sudah dikenal pada masa sebelum Enos, tetapi waktu itu ibadah kepada Yahweh belum menjadi sebuah budaya.
Sekarang tentang Keluaran 6:2. Bagaimana dengan Keluaran 6:2 yang menyatakan bahwa Allah memperkenalkan diri kepada para leluhur hanya dengan nama Allah yang mahatinggi (El Shaddai, Kejadian 17:1; 28:3; 35:11; 43:14; 48:3), sedangkan nama Yahweh baru dinyatakan kepada Musa?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu memahami pengertian “mengenal Yahweh” menurut Musa. Ungkapan ini muncul beberapa kali di kitab Keluaran dengan arti yang tidak hanya terbatas pada pengetahuan secara intelektual saja. Keluaran 14:4 menyatakan, “orang Mesir akan tahu bahwa Akulah Yahweh”, padahal di Keluaran 5:2 Firaun sudah tahu bahwa nama Allah Israel adalah Yahweh. Ucapan Firaun di Keluaran 5:2 juga penting untuk disimak. Firaun mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yahweh, tetapi ia bisa menyebut nama Yahweh. Hal ini menunjukkan bahwa Firaun sudah tahu ada sebutan “Yahweh”, namun ia tidak mengenal Yahweh secara pribadi/langsung. Dengan kata lain, Firaun belum mengalami atau melihat sifat Yahweh.
Penjelasan lain kita dapatkan dari Keluaran 6:6. Dalam teks ini Allah mengatakan bahwa Musa akan mengenal bahwa Dialah Yahweh, padahal di bagian sebelumnya Allah sudah memperkenalkan diri kepada Musa sebagai Yahweh (Kel 3:14-16; 6:3). Apa yang kita bisa simpulkan dari hal ini? Musa sebenarnya sudah tahu nama Yahweh, tetapi Ia belum mengalami sifat dari Yahweh. Yahweh akan menyatakan diri sebagai Allah perjanjian yang menjadikan bangsa Israel sebagai umat-Nya, melepaskan mereka dari perbudakan dan memberikan tanah perjanjian (ayat 6-7). Inilah yang akan dilakukan Allah sehingga Musa akan tahu bahwa Dialah Yahweh.
Semua penjelasan di atas menunjukkan bahwa tidak ada kontradiksi antara Kejadian 2-3, 4:26 dan Keluaran 6:2. Nama Yahweh memang sudah dikenal oleh para patriakh, tetapi mereka belum mengalami-Nya sebagai Allah perjanjian. Dengan kata lain, mereka hanya menerima janji di Kejadian 12:1-3 dan 15:13-16, namun mereka belum melihat pemenuhan janji itu. Pada jaman Musalah janji itu direalisasikan Allah secara lebih jelas.
NK_P