Pertobatan yang sejati di dalam Kristus, tidak hanya berhenti pada pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juru selamat, tetapi pengakuan ini harus diikuti dengan suatu perubahan atau transformasi hidup yang nyata dalam tingkah laku dan perbuatan dari seorang yang mengaku percaya kepada Kristus (Mat. 7:15-16; Yak. 2:17).
Beberapa kisah yang dicatat dalam Alkitab menunjukan bahwa orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh Allah melalui iman kepada Kritus, selalu mengalami perubahan-perubahan yang radikal dalam kehidupan mereka. Perubahan-perubahan yang terjadi tidak hanya berhenti pada pengetahuan mereka tentang siapa Kristus, tetapi juga mencakup perbuatan-perbuatan mereka yang sungguh-sungguh menghormati dan mentaati Kristus (contoh: kehidupan para murid, kehidupan Paulus, kehidupan Zakheus). Pada kesempatan ini, kita akan belajar dari kisah pertobatan Zakheus.
Perjumpaan Yesus dan Zakheus (ay. 1-5).
Perjumpaan Tuhan Yesus dengan Zakheus terjadi di kota Yeriko, pada saat Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Ayat 1 menunjukkan bahwa ia bepergian melalui Yerikho. Yerikho adalah salah satu kota yang paling kuno di dunia. Kota ini terletak sekitar 19 km sebelah Timur Laut dari Yerusalem di sisi barat sungai Yordan dekat dengan Laut Mati. terkenal dengan kayu Balsam dan buah Kurma. Dalam kisah ini, jelas bahwa Yesus berencana untuk bermalam di kota ini, serta menumpang di rumah Zakeus.
Siapakah Zakeus?
Nama Zakeus berasal dari istilah Ibrani (Zakkai) yang berarti "murni" atau "tidak bersalah." Arti dari namanya sesungguhnya baru tergenapi setelah dia berjumpa dengan Tuhan Yesus. Zakheus adalah seorang yang kaya dan berprofesi sebagai komisaris pajak atas distrik Yerikho. Dia akan membeli posisi ini dari penguasa Romawi. Orang-orang Yahudi setempat membenci dan menjauhi orang-orang yang bekerja untuk Roma karena mereka sering (walau tidak selalu), memungut lebih (pungli) dari takaran yang seharusnya. Biasanya ini merupakan cara bagaimana mereka mendapatkan harta yang lebih.
Walaupun Zakheus belum mengenal Tuhan Yesus, namun dia berusaha untuk melihat Tuhan Yesus. Keinginannya bisa saja muncul kerena sebelumnya Zakheus pernah mendengar berita-berita yang menghebohkan tentang Tuhan Yesus, karena itu muncul rasa penasaran untuk melihat seperti apa Yesus itu. Dalam usahanya untuk melihat Tuhan Yesus, Zakheus mengalami kegagalan karena ukuran tubuhnya yang pendek sehingga pandangannya terhalang oleh orang banyak yang berada disekitar Tuhan Yesus. Tetapi rasa penasaran Zakheus membuatnya tidak menyerah, sehingga tanpa memandang status sosialnya, Zakheus memanjat sebatang pohon Ara untuk melihat Yesus.
Dalam ayat 5, Lukas menonjolkan beberapa tindakan yang kontras/berbeda untuk menunjukan bahwa perjumpaan Tuhan Yesus dan Zakheus sesungguhnya merupakan inisiatif dan kasih Tuhan Yesus kepada Zakheus, bukan sebaliknya. Adapun kontras yang dimaksud adalah:
* Bukan Zakheus yang melihat (ke bawah) Tuhan Yesus, tetapi tuhan Yesus yang melihat (ke atas) Zakheus
* Bukan Zakheus yang memanggil Tuhan Yesus, tetapi Tuham Yesus yang memanggil nama Zakheus. Menunjukan bahwa Tuhan Yesus lebih mengenal Zakheus
* Bukan Zakheus yang mengundang Tuhan Yesus, tetapi Tuhan Yesus yang berinisiatif dengan penuh hasrat untuk menumpang di rumah Zakheus
Respon orang banyak (ay. 7).
Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus hendak menumpang di rumah Zakheus, mereka "semua" bersungut-sungut. Dalam bentuk kata kerja Yunani, orang-orang ini bukan saja bersungut-sungut, tetapi "terus bersungut-sungut." Alasan orang banyak terus menerus bersungut-sungut adalah karena Zakheus adalah orang berdosa. Pemimpin Farisi mengajarakan bahwa orang yang berdosa tidak layak untuk bersekutu dengan orang benar maka bagi orang banyak adalah sesuatu yang memalukan jika Yesus harus menumpang di rumah Zakheus.
Bagian ini setidaknya menunjukan bahwa sekalipun orang banyak ini berada di dekat Tuhan Yesus, namun sesungguhnya mereka tidak mengenal pribadi Yesus dan tujuan Yesus datang ke dalam dunia. Kehadiran Kristus di antara manusia berdosa bertujuan untuk menyelamatkan manusia berdosa. Itu sebabnya Yesus "harus" menumpang di rumah Zakheus.
Orang banyak ini bukan saja tidak mengenal pribadi dan visi Tuhan Yesus, namun mereka juga buta terhadap diri sendiri. Mereka menilai diri sendiri lebih benar/suci dari orang lain. Mereka merasa lebih layak jika dibandingkan dengan Zakheus, untuk bersekutu dengan Tuhan Yesus. tetapi sesungguhnya Yesus tidak akan pernah meu menumpang di rumah orang-orang yang demikian sombong ini.
Respon Zakeus (ay. 6, 8)
Respon orang banyak terhadap keputusan Tuhan Yesus, sangat berbeda dengan respon Zakheus. Keputusan Tuhan Yesus untuk menginap di rumahnya, direspon oleh Zakheus dengan cara:
* Menyambut dengan penuh hasrat (ay. 6a, bdk: 2:16).
* Menyambut dengan penuh sukacita (ay. 6b).
Salah satu karakteristik Lukas ketika mencatat reaksi dari orang-orang yang mendapat penyataan-penyataan Ilahi adalah mereka juga dipenuhi dengan sukacita Ilahi (bdk: 2:10; 10:20).
* Menyambut dengan penuh kemurahatian (ay. 8a).
Inisiatif untuk memberi kepada orang miskin datang dari hati Zakheus sendiri, bukan karena ditantang oleh Tuhan Yesus (bdk. orang muda yang kaya di 18:18-27). Ia memberikan 50% dari seluruh kekayaannya, padahal dalam tradisi kerabian Yahudi memberikan 20% sudah dianggap sangat murah hati.
* Menyambut dengan sikap hati yang tidak lagi diperbudak oleh uang (ay. 8b).
Praktek eksploitasi pajak biasanya dibiarkan oleh pemerintah Romawi, selama tidak menimbulkan huru-hara. Ada kemungkinan Zakheus juga mempraktekan hal itu. Tetapi sejak dia mengalami perjumpaan yang sejati dengan Tuhan Yesus, Zakheus rela membayar kerugian tanpa ada tuntutan atau huru-hara. Bahkan Zakheus membayar kerugian lebih dari yang seharusnya. Dia mengganti dengan nilai yang tertinggi. Tuntutan ganti rugi secara umum adalah 1/5 (Im 5:16; Bil 5:7) atau 4-5 kali lipat (Kel. 22:1; 2Sam. 12:6).
Perubahan radikal yang terjadi pada diri Zakheus, setidaknya menunjukan sebuah kebenaran bahwa keselamatan kekal yang diterima melalui iman kepada Tuhan Yesus, ditandai dengan suatu pertobatan, dan pertobatan itu harus dibuktikan dengan suatu perubahan yang radikal dalam cara hidup orang percaya. Inilah iman yang sejati.
Pernyataan Tuhan Yesus (ay. 9-10)
Melalui frasa "Hari ini keselamatan telah terjadi ke rumah Zakheus" (ayat 9), Tuhan Yesus hendak menekankan sebuah kepastian bahwa Zakheus sungguh-sungguh talah mengalami pertobatan yang yang sejati. Dilanjutkan dengan pernyataan bahwa Zakheus adalah keturunan Abraham. Harus dipahami bahwa kategori sebagai keturunan Abraham sesungguhnya ditentukan oleh respon terhadap panggilan Tuhan Yesus, bukan bawaan etnis/biologis (bertentangan dengan cara berpikir orang banyak dan Farisi).
Keselamatan Zakheus menjadi penggenapan dari misi Kristus ke dunia (ay. 10).
Penggenapan tentang kedatangan gembala yang baik yang mau mencari domba-domba yang tersesat (bdk: Yeh. 34:2, 4, 16, 22-23). Tuhan Yesus tidak menunggu, namun datang dan mencari. Mereka yang tersesat akan dicari dan ditemukan, sedangkan mereka yang merasa diri tidak tersesat justru akan terhilang. Mereka yang menilai diri benar justru akan dihakimi, tetapi bagi mereka yang menyadari keberdosaannya dan mau meresponi panggilan Kristus maka akan dibenarkan.
Aplikasi:
Bagi saudara yang belum bertobat, maukah saudara membuka pintu hatimu dan membiarkan Tuhan Yesus tinggal di dalamnya? Saat ini Tuhan Yesus hendak tinggal dihati saudara. Terimalah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu sehingga dosa saudara diampuni dan memperoleh keselamatan kekal!
Bagi kita yang telah percaya, Bagaimana cara pandang saudara terhadap orang-orang disekitar saudara yang tenggelam atau terjatuh dalam dosa? Apakah saudara mamandang mereka dengan kejijikan dan kebencian atau saudara memandang mereka dengan penuh belaskasihan dan berhasrat supaya Tuhan menyelamatkan mereka?
Perubahan radikal apa yang telah terjadi dalam hidup kita sejak Tuhan Yesus berdiam dihati kita?