Kesalahan Ham
Ham sekedar memasuki tenda ayahnya dan melihat ayahnya yang sedang telanjang. Selanjutnya Alkitab mencatat bahwa Ham menceritakan kepada dua saudaranya, Sem dan Yafet, tentang kondisi ayahnya yang dilihatnya. Alkitab tidak memberikan detil bagaimana ekspresi Ham ketika menceritakan kondisi ayahnya: sedih, malu, tertawa, mengolok-olok atau apapun, namun reaksi langsung dari Sem dan Yafet terhadap cerita atau laporan Ham sangat menarik untuk dipertimbangkan sebagai sebuah solusi untuk memahami kesalahan Ham.
Ay. 23 memberikan detil langkah satu per satu dari tindakan yang dilakukan Sem dan Yafet setelah mendengarkan laporan Ham: 1. mengambil sehelai kain; 2. membentangkan kain pada bahu mereka berdua; 3. berjalan mundur; 4. menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka. Tujuan dari rangkaian tindakan mereka itu adalah agar mereka tidak melihat aurat ayah mereka. Setelah mengetahui reaksi Nuh terhadap tindakan Ham dan tindakan Sem serta Yafet, yaitu dia memberkati Sem serta Yafet dan sebaliknya mengutuk keturunan Ham, maka kita mendapatkan semacam petunjuk bahwa inilah kesalahan Ham. Tindakan Ham yang tidak langsung menutupi keterlanjangan ayahnya itulah yang merupakan kesalahan Ham. Mungkin terdengar sangat sepele di telinga orang modern, namun tidak demikian bagi dunia kuno saat itu.
Yang harus diakui adalah bahwa di dalam Perjanjian Lama sendiri tidak dijelaskan bagaimana seharusnya seorang anak bersikap jika orang tua mempermalukan diri mereka sendiri. Alkitab sendiri menggambarkan bahwa tindakan Nuh yang telanjang merupakan sesuatu perbuatan yang tidak terpuji, bahkan amoral. Dalam dunia kuno, telanjang menggambarkan penurunan kehormatan manusia dan masyarakat. Mengekspos ketelanjangan merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, apalagi itu dilakukan orang tua. Bagaimana seharusnya seorang anak menyikapinya? Dalam salah satu syair Ugarit digambarkan bahwa seorang anak seharusnya memegang ayahnya ketika ayahnya sedang mabuk, menggendongnya ketika ayahnya sedang mabuk oleh anggur. Dengan demikian tindakan Ham dianggap sebagai sesuatu yang melanggar norma saat itu yaitu melihat aurat ayahnya (dan tidak menutupinya walau Ham mengetahuinya) dan bahkan Ham menceritakannya kepada saudara-saudaranya. Penilaian ini sesuai dengan gambaran kontras yang dilakukan Sem dan Yafet terhadap Nuh. Mereka berjalan membelakangi Nuh yang sedang telanjang (supaya tidak melihat aurat ayahnya) dan menutupi ketelanjangan Nuh.
Kutukan terhadap Kanaan (Kej. 9:24-25)
Rangkaian kisah dari sejak kemabukan Nuh, respon Ham, Sem, dan Yafet, tidak membuat pembaca berhenti menafsirkan apa yang sedang terjadi. Bagian selanjutnya malah membuat pembaca semakin dibingungkan dengan tindakan Nuh. Alkitab menuliskan : Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya" (Kej. 9:24-25). Kutukan terhadap Kanaan itu begitu tegas sehingga perlu dinyatakan 3 kali dalam ucapan Nuh: Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya." Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya (Kej. 9:25-27).
Muncullah nama baru yang sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan kisah-kisah dari Kej. 9:20-23, yaitu nama Kanaan. Nama ‘Kanaan’ muncul pertama kalinya bukan pada peristiwa ini, melainkan pada ayat sebelum kemunculan kisah Kej. 9:20, yaitu di ayat 18 : Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet; Ham adalah bapa Kanaan. Dari ayat 18 ini pembaca tahu hubungan nama Kanaan dengan kisah dalam Kej. 9:20-23, yaitu bahwa Kanaan adalah nama anak Ham. Hal ini dikonfirmasi dalam daftar keturunan dari anak-anak Nuh, salah satunya adalah Ham: Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan (Kej. 10:6). Kanaan adalah anak Ham atau Ham adalah bapak dari Kanaan. Permasalahan yang muncul adalah: bukankah Ham yang melakukan tindakan yang tidak baik terhadap Nuh, bukanlah Kanaan? Namun mengapa yang dikutuk Nuh adalah Kanaan? Jawaban untuk memperoleh solusi terhadap bagian yang membingungkan ini sangat banyak. Nah, sebelum menjawab hal itu, kita harus mengetahui arti di balik tindakan mengutuk itu.