Sejarah Singkat Penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Inggris (Bagian 5)

Posted on 12/05/2019 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Nike Pamela | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/sejarah-singkat-penerjemahan-alkitab-ke-dalam-bahasa-inggris.jpg Sejarah Singkat Penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Inggris (Bagian 5)

(Lanjutan tgl 5 Mei 2018)

John Hus

Walaupun Wycliffe telah meninggal, salah seorang pengikutnya, John Hus, terus menggemakan pengajaran Wycliffe yang berusaha agar kaum awam juga mendapat kesempatan untuk membaca Alkitab dengan bahasa yang mereka pahami. Akhirnya Hus juga dibakar di kayu pancung pada tahun 1415 dengan manuskrip Wycliffe sebagai alat untuk membarakan apinya. Menjelang kematiannya, Hus berkata, “in 100 years, God will raise up a man whose calls for reform cannot be surpressed” (dalam 100 tahun, Allah akan membangkitkan seseorang yang panggilannya untuk mereformasi gereja tidak dapat dielakkan).

 

Johann Gutenberg

Sekitar tahun 1450-an Johann Gutenberg menciptakan penemuan mesin cetak. Hal yang paling menakjubkan adalah bahwa buku yang pertama kali dicetak dengan mesin cetak adalah Alkitab Latin Vulgata di Mainz, Jerman. Cetakannya terkenal dengan Gutenberg Bible. 

Sumbangsih besar yang diberikan Gutenberg terhadap Alkitab tidak diimbangi dengan kehidupannya. Hal yang ironis adalah bahwa Gutenberg akhirnya menjadi korban bisnis kotor para rekannya yang menggiringnya pada kemiskinan hingga akhir hayatnya. Walaupun demikian, penemuannya merupakan sumbangsih besar dalam penyebaran Alkitab dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Inilah salah satu faktor pendukung  keberhasilan Reformasi. 

 

Thomas Linacre

Sekitar tahun 1490-an, seorang dosen dari Oxford dan dokter pribadi Raja Henry ke-7 dan ke-8, Thomas Linacre, memutuskan untuk mempelajari bahasa Yunani. Setelah membaca kitab-kitab Injil dalam bahasa Yunani dan membandingkannya dengan Latin Vulgata, dia mendapati bahwa banyaknya kesalahan fatal dalam terjemahan Latin Vulgata dalam menggemakan pesan Injil. Dalam diarinya dia menuliska, “Either this (the original Greek) is not the Gospel… of we are not Christians.

Setelah mengetahui banyaknya kesalahan Latin Vulgata, Linacre segera memberitahu rekannya, John Colet, seorang dosen dari Oxford juga. 

 

John Colet

Setelah diberitahu Linacre tentang kesalahan-kesalahan Latin Vulgata, Colet terinspirasi untuk mengikuti jejak Linacre dan dia segera pergi ke Itali untuk mempelajari bahasa Yunani. Dia mengahbiskan waktu 2 tahun untuk mempelajarinya, dan sekembalinya ke Oxford, Colet membantu Linacre untuk membuat buku tata bahasa Yunani dalam bahasa Inggris. Karya Linacre dan Colet mempunyai kontribusi besar  untuk membuka kesadaran kaum awam dalam memahami bahwa terjemahan latin Vulgata sangat tidak dapat dipercaya.   

Pada 1496, John Colet mulai membaca Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris untuk keperluan para mahasiswanya di Oxford dan untuk kaum awam di St. Paul’s Cathedral di London. Orang-orang sangat ingin mendengar Firman Tuhan  dalam bahasa yang mereka pahami sehingga dalam waktu 6 bulan ada sekitar 20.000 orang yang berkumpul di gereja sementara orang lainnya berusaha untuk masuk dalam gereja. Beruntunglah Colet karena dia memiliki rekan-rekan dari kalangan orang penting (Colet adalah anak walikota London) sehingga dia terbebas dari hukuman mati.

  

Erasmus

Seorang sarjana besar dan sekaligus murid dari Thomas Linacre, Erasmus of Rotterdam, sangat terbeban untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan Latin Vulgata. Bersambung……………

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Nike Pamela

Reformed Exodus Community