Seberapa signifikan hasil pohon zaitun, sehingga Habakuk menyebut “hasil pohon zaitun mengecewakan” sebagai salah satu bentuk kesusahan (Hab. 3:17)?

Posted on 09/05/2021 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/05/Seberapa-signifikan-hasil-pohon-zaitun-sehingga-Habakuk-menyebut-hasil-pohon-zaitun-mengecewakan-sebagai-salah-satu-bentuk-kesusahan-Hab-3-17.jpg Seberapa signifikan hasil pohon zaitun, sehingga Habakuk menyebut “hasil pohon zaitun mengecewakan” sebagai salah satu bentuk kesusahan (Hab. 3:17)?

Ketika seseorang menganggap sesuatu/seseorang sebagai hal/pribadi yang sangat berharga, ia akan menganggap sesuatu/seseorang lain yang nampak berharga menjadi kurang terlalu berharga. Hal itulah yang dicetuskan Habakuk di Habakuk 3:17-19 di mana ketika ia menjadikan TUHAN sebagai kekuatannya, maka semua yang lain yang nampak berharga menjadi kurang terlalu berharga. Salah satu semua yang lain yang nampak berharga menjadi kurang terlalu berharga itu adalah hasil pohon zaitun. Seberapa signifikan hasil pohon zaitun, sehingga Habakuk menyebut, “hasil pohon zaitun mengecewakan”? Kita akan mempelajarinya bersama-sama.

Pohon zaitun (Ibr.: zayith; Lat.: Olea europaea L.) adalah pohon yang menjadi ciri khas pertanian Mediterania timur khususnya Palestina. Rumpun pohon ini tumbuh subur di lereng gunung Galilea, Samaria, dan Yudea. Pohon ini sebenarnya berasal dari Asia Kecil dan Suriah, lalu menyebar ke Afrika Utara dan negara-negara Mediterania di Eropa. Menurut Ulangan 8:8, pohon ini tumbuh di tanah Kanaan sebelum orang Israel menaklukannya. Pohon yang tumbuh subur di antara bebatuan dan tanah yang tidak subur ini tumbuh sangat lambat dan bahkan beberapa kebun zaitun di Israel diyakini berusia lebih dari seribu tahun. Pohon itu milik keluarga Olive, yang terdiri dari 400 spesies yang tumbuh subur di daerah beriklim sedang dan tropis. Dari genus Olea yang terdiri dari 35 spesies terutama Afrika, India dan Australia, maka Olea europaea merupakan satu-satunya spesies Mediterania yang termasuk outsider (pesaing). Pohon yang megah dengan batang keriput abu-abu ini tumbuh dengan tinggi 5-8 meter dan lebar hingga 1 meter, bercabang subur, dan banyak ditumbuhi daun cemara lonjong yang berwarna abu-abu di bawah, dan biru-hijau di atas. Pohon ini merupakan satu-satunya sumber minyak untuk berbagai kegunaan di seluruh jangkauannya (Lytton John Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 106, Fauna and Flora of the Bible, 156, dan Michael Zohary, Plants of the Bible, 56-57).

Batang pohon zaitun sangat lebar dan kasar, dan sering kali bengkok. Mahkota pohon terdiri dari empat sampai enam cabang yang berat, masing-masing dengan beberapa kelompok ranting, dan seluruh pohon dapat mencapai ketinggian 24 meter. Daunnya lonjong dan selalu hijau, dan menjadi terkenal dalam literatur dunia karena perannya dalam sejarah Air Bah (Kej. 8). Sejak saat itu, daun zaitun dan burung merpati menjadi simbol perdamaian (Fauna and Flora of the Bible, 156).

Bunganya yang muncul di bulan Mei ini berbentuk lonceng dan berwarna kekuningan, dengan bau yang harum. Buahnya yang berbentuk seperti prune (plum yang dikeringkan) tetapi lebih kecil ini berwarna hijau hingga September saat matang dan menjadi hitam. Tiga puluh satu persen buah yang matang adalah minyak. Kita tidak perlu menunggu pohon ini sampai berumur 30 tahun untuk mendapatkan hasil yang penuh karena pada umur itu, pohon ini sangat berbuah (Mzm. 52:8; Yer. 11:16; Hos. 14:6) (Fauna and Flora of the Bible, 156).

Buah zaitun adalah buah berbiji satu biji yang matang sepenuhnya di musim gugur dan berwarna hitam atau kebiruan saat matang dan hijau di awal musim. Buah ini masih dipanen di desa-desa dengan cara tradisional yaitu memukul dahan dengan tongkat panjang dan kemudian mengumpulkan buah zaitun yang jatuh ke tanah (Yes. 17:6) (Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 108). Buah di cabang atas yang tidak bisa dijangkau dari tanah dipukul atau dirobohkan dengan tongkat (Yes. 17:6; 24:13). Buah zaitun ini dihancurkan dengan batu berputar dan dari situ keluarlah minyak. Aliran minyak menyembur dari bawah batu ke dalam bak yang digali di tanah. Di kaki Bukit Zaitun, ada penekan minyak seperti itu di masa lalu. Begitu suburnya minyak mengalir di sana, dan begitu indahnya kebun zaitun di sekitarnya, sehingga situs ini mendapatkan namanya dari sana: Getsemani (Ibrani: Gat-Shmanim = pengepres minyak) (Fauna and Flora of the Bible, 156 dan Zohary, Plants of the Bible, 56). Buah zaitun berguna bagi makanan sehari-hari. Minyak zaitun yang diambil dari buahnya digunakan sebagai urapan suci untuk para raja dan imam, mengurapi orang sakit, dan untuk penerangan di rumah dan Bait Suci, dan sebagai pelarut berbagai rempah-rempah, dupa, dan aromatik digunakan sebagai parfum dan kosmetik (Zohary, Plants of the Bible, 56).

Dari penjelasan di atas, maka ketika Habakuk berkata, “hasil pohon zaitun mengecewakan,” dapat diterjemahkan, “tidak ada buah di pohon zaitun” (David J. Clark dan Howard A. Hatton, A Translator’s Handbook on the Book of Habakkuk, 137). Ini berarti pohon zaitun tidak menghasilkan buah dan itu berarti mereka kekurangan bahan untuk makan, penerangan, dll. Meskipun demikian, Habakuk tetap bersandar kepada TUHAN yang adalah kekuatan (ay. 18-19). Biarlah pengakuan iman Habakuk menyadarkan kita untuk menomersatukan TUHAN dan menjadikan-Nya sebagai perspektif memahami segala sesuatu. Amin.

  Photo by Nazar Hrabovyi on Unsplash
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community