Perbuatan-perbuatan orang percaya pun masih rusak

Posted on 23/11/2014 | In Teaching | Ditulis oleh Admin | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/images/article/ Perbuatan-perbuatan orang percaya pun masih rusak

Kita mengaku bahwa bila dengan perantaraan kebenaran Kristus, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya dan menganggap kita sebagai orang benar karena kita dianugerahi pengampunan dosa dengan Cuma-Cuma, maka dengan rahmat  itu tergabung pula suatu  pemberian dari Dia. Yaitu: Dia diam di dalam diri kita melalui Roh Kudus-Nya. Kemudian Roh ini menyebabkan nafsu-nafsu daging kita dari hari ke hari semakin dimatikan. Dan oleh-Nya kita disucikan,  artinya: diri kita diabdikan kepada Tuhan sehingga benar-benar menjalankan hidup yang suci, oleh karena hati kita dibentuk menjadi taat pada Hukum Allah, sehingga keinginan kita yang terutama ialah mengabdi pada kehendak-Nya, dan hanya memperbesar kehormatan-Nya dengan aneka macam cara. Tetapi kalaupun kita dengan bimbingan Roh Kudus berjalan di jalan-jalan Tuhan, maka supaya kita tidak lupa daratan dan menyombongkan diri, masih juga tertinggal sisa-sisa dari kekurangan kita, supaya ada alasan bagi kita untuk rendah hati.

Pertama-tama saya berkata bahwa hasil yang paling baik yang mereka capai, masih juga dinodai dan dirusak karena salah satu kecemaran dari daging, dan seakan-akan tercampur dengan kotoran. Biarlah seorang abdi Tuhan yang suci, kata saya, memilih dari seluruh kehidupannya, perbuatan yang menurut pendapatnya adalah yang paling mulia yang pernah dilakukannya sepanjang hidupnya; biarlah itu dipertimbangkan dari semua segi; pastilah akan ada sesuatu yang ditemukannya yang berbau busuk; sebab tidak pernah gairah kita untuk berbuat baik itu adalah sebagaimana mestinya, bahkan dalam lambatnya kita berjalan terungkap kelemahan kita yang besar.

Selanjutnya, meskipun bisa saja terjadi kita mempunyai beberapa perbuatan baik yang sama sekali murni dan sempurna, namun satu dosa, sudah cukup untuk menghilangkan dan menghapuskan segala ingatan akan kebenaran yang lalu (Yeh.18:24).  Oleh karena hidup yang fana ini tidak pernah suci atau tanpa dosa, maka segala kebenaran yang mungkin kita peroleh tidak akan sampai ke hadirat Tuhan, dan tidak akan diperhitungkan kepada kita sebagai kebenaran karena telah dirusak, didesak, dan dihilangkan oleh dosa-dosa yang kita lakukan berulang kali sesudahnya. Pendeknya, jika kebenaran itu dicari berdasarkan Hukum Taurat, maka sia-sialah kita memperlihatkan satu dua perbuatan baik, perlu ada ketaatan terus-menerus terhadap Hukum itu. Dua hal berikut ini yang harus kita pegang kuat-kuat: belum pernah ada satu pun perbuatan orang saleh yang jika diperiksa oleh peradilan Allah yang ketat, tidak mendapat hukuman.  Seandainya ada perbuatan yang sedemikian saleh dapat di kemukakan, maka perbuatan itu pun rusak dan ternoda dan hilang keindahannya akibat dosa-dosa yang sudah pasti melekat pada orang yang melakukan perbuatan itu.

Tak dapat diragukan bahwa segala sesuatu yang patut dipuji dalam perbuatan-perbuatan itu merupakan anugerah Allah, dan tak setetes pun yang boleh kita anggap sebagai hasil usaha kita. Jika hal ini memang kita akui dengan sungguh-sungguh, maka hilanglah segala kepercayaan akan jasa diri  sendiri. Namun perbuatan yang baik berkenan pada Allah, juga tidaklah bermanfaat bagi mereka yang melakukannya, bahkan sering mendapat anugerah besar dari Allah sebagai imbalan: bukannya karena perbuatan itu layak mendapatnya, melainkan karena kebaikan Tuhan sendiri menetapkan hadiah ini baginya.

Sumber: Institutio (Yohanes Calvin)

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Admin

Reformed Exodus Community