Mungkinkah Secara Medis Yesus Berpuasa Selama 40 Hari?

Posted on 03/01/2021 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/03/Mungkinkah-Secara-Medis-Yesus-Berpuasa-Selama-40-Hari.jpg Mungkinkah Secara Medis Yesus Berpuasa Selama 40 Hari?

Salah satu tindakan Yesus yang dicatat oleh para penulis kitab Injil adalah berpuasa selama 40 (empat puluh) hari. Matius, Markus dan Lukas mencatat peristiwa itu (Mat. 4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Walaupun peredaksian cerita memang berbeda, ketiganya menginformasikan jangka waktu puasa yang sama, yaitu 40 hari.

Keterangan ini menimbulkan sebuah sebuah persoalan. Secara medis, manusia tidak mungkin bisa bertahan hidup tanpa makanan dan minuman selama 40 hari. Makanan dan minuman sangat diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Tanpa makanan dan minuman yang memadai – apalagi secara ektrim dan intensif selama berhari-hari – akan menyebabkan kegagalan fungsi organ yang parah.

Berapa lama manusia dapat bertahan tanpa makanan dan minuman? Angka pasti susah untuk didapatkan. Eksperimen medis yang intensional kepada manusia dalam kasus ini jelas tidak diperbolehkan. Perkiraan angka hanya diperoleh dari beragam peristiwa, misalnya mogok makan, penyekapan, atau puasa ekstrim. Dengan situasi seperti ini banyak hal sukar untuk dipastikan karena kondisi tubuh masing-masing orang tidak diketahui sebelumnya.

Walaupun angka pasti sukar didapatkan, cukup aman apabila kita mengatakan bahwa manusia hanya mampu bertahan antara 8 sampai 21 hari tanpa makanan dan minuman sama sekali. Semua bergantung pada kondisi tubuh, keadaan ruangan/cuaca, jenis aktivitas, usia, persiapan fisik dan mental, dsb. Umumnya sebelum mengalami kematian, seseorang mengalami berbagai macam persoalan fisik dan mental, misalnya halusinasi.

Apakah hal yang sama berlaku pada semua manusia, termasuk Yesus? Jika iya, bagaimana kita memandang catatan Alkitab di atas?

Hal pertama yang perlu kita perlu tekankan di sini adalah nuansa supranatural dalam kisah tersebut. Ada keterlibatan Roh Kudus dalam peristiwa ini (Mat. 4:1//Luk. 4:1). Di akhir cerita juga disebutkan tentang para malaikat yang melayani Yesus (Mat. 4:11). Tidak tertutup kemungkinan bahwa Yesus menerima kekuatan yang khusus dari atas sehingga Dia mampu menyelesaikan puasa selama 40 hari. Dari perspektif Alkitab yang memang berisi kisah-kisah supranatural, hal itu sangat dimungkinkan.

Tanpa bermaksud membuang kemungkinan di atas, kita mungkin perlu memikirkan alternatif jawaban yang lain dalam kasus puasa Yesus. Catatan Alkitab di atas kemungkinan besar tidak bertabrakan dengan analisa medis, karena para penulis Alkitab hanya mencatat bahwa Yesus tidak makan selama 40 hari. Akibat dari puasa ini juga disebutkan secara eksplisit, yaitu Yesus menjadi lapar (Mat. 4:2; Luk. 4:2). Tidak ada keterangan apapun bahwa Yesus tidak minum atau Yesus menjadi haus.

Jika memang demikian, secara medis tidak ada yang perlu dipersoalkan dari kisah ini. Beberapa catatan menunjukkan bahwa manusia sanggup bertahan tanpa makanan selama lebih dari 40 hari. Sekali lagi, ketahanan masing-masing orang ditentukan oleh beragam faktor: usia, kondisi tubuh, kebiasaan puasa, jenis aktivitas selama puasa, dsb. Mempertimbangkan bahwa usia Yesus masih muda, dia terbiasa puasa, kondisi tubuh yang sehat (banyak berjalan dan aktivitas) dan aktivitas selama puasa yang sangat minimal, tidak tertutup kemungkinan Dia sanggup bertahan hidup tanpa makanan selama 40 hari. Soli Deo Gloria.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community