Setiap kita pasti menggunakan bahan yang terbaik untuk membangun sebuah bangunan. Hal yang sama juga dilakukan oleh raja Salomo. Ia menggunakan pohon aras Libanon sebagai salah satu bahan untuk membangun Bait Allah. Pertanyaan, mengapa? Mari kita menelusurinya.
Pohon aras dari Libanon (Cedrus libani) adalah pohon pegunungan, berselimut salju di musim dingin, tumbuh terutama di atas tanah berbatu di ketinggian 1.500-1.900 meter di Libanon dan bentangan luas (pintu gerbang) Cilician Gunung Taurus. Pohon ini sangat dihormati oleh semua orang dan oleh keluarga kerajaan di seluruh Timur sebagai “kemuliaan Lebanon” (Yes. 35:2). Pohon ini terkenal karena keindahan dan kegunaannya. Pohon ini merupakan pohon terbesar dari pohon asli mana pun di Timur Tengah. Tinggi pohon aras mencapai 27 meter dan tebalnya 12 meter. Cabang-cabangnya yang panjang menyebar secara horizontal dari batangnya, dan daunnya gelap dan hijau, berkilauan seperti perak di bawah sinar matahari (Lytton John Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 37, Fauna and Flora of the Bible, 108, dan Michael Zohary, Plants of the Bible, 104).
Tidak hanya pepohonannya yang mengesankan, tetapi habitatnya juga sangat indah. Karena persyaratannya untuk suhu dingin, pohon aras Lebanon terbatas pada ketinggian yang lebih tinggi di pegunungan Lebanon, di mana pohon ini menerima kelembapan sebagai hujan, kabut, dan salju dari angin barat dari Mediterania. Pepohonan hijau tua dan tanaman terkait membentuk tumbuh-tumbuhan yang berbeda. Pohon aras tumbuh lambat dengan inti kayu yang kokoh dan tahan terhadap pembusukan. Mereka adalah pohon terbesar yang tersedia di Asia Barat. Sebagai pohon yang indah dan hidup dalam lingkungan yang luar biasa, pohon aras dipanen oleh setiap penduduk dan digunakan dalam proyek pembangunan kekaisaran karena tidak mudah busuk. Ketika Salomo menginginkan kayu untuk proyek pembangunannya, dia mengontrak Hiram, raja Tirus, untuk pengiriman kayu aras untuk pembangunan bait suci di Yerusalem (1Raj. 5) dan istananya (Istana Hutan Lebanon, 1Raj. 7:2). Aras dari Libanon dinilai sebagai kayu berkualitas tinggi, sehingga penggunaannya mencerminkan kekayaan dan kekuasaan raja. Pada zaman Raja Salomo, aras dicatat sebagai pohon yang umum seperti pohon sycomore (Ficus sycomorus) di Shephelah (2Taw. 1:15, 1Raj. 10:27). Kiasan ini jelas bukan untuk menanam pohon aras tetapi untuk penggunaan kayunya, karena pohon aras tidak akan tumbuh subur di Shephelah (Musselman, A Dictionary of Bible Plants, 37).