Mengapa Injil Tidak Memberi Kita Banyak Detail Tentang Masa Kanak-kanak dan Masa Remaja Yesus (Luk. 2:42)?

Posted on 28/08/2022 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2022/08/Haruskah-orang-Kristen-menyembah-Maria-Lukas-1-28.jpg Mengapa Injil Tidak Memberi Kita Banyak Detail Tentang Masa Kanak-kanak dan Masa Remaja Yesus (Luk. 2:42)?

Kekristenan dihebohkan dengan beberapa “penemuan” bertahun-tahun lalu bahwa Yesus pada waktu remaja sempat pergi ke India untuk belajar agama Buddha. “Penemuan” alias ide kreatif dari orang-orang non-Kristen ini didasarkan pada ketiadaan catatan di keempat Injil tentang masa kanak-kanak dan masa dewasa muda Yesus. Pertanyaannya, mengapa keempat Injil khususnya Lukas 2:42 tidak mencatat detail tentang masa kanak-kanak Yesus (sebelum berusia 12 tahun) dan masa dewasa muda Yesus? Ada beberapa alasan, yaitu:

Pertama, penekanan keempat Injil adalah Yesus sebagai Mesias. Injil bukanlah biografi ketat, melainkan ringkasan ajaran paling awal tentang Yesus dari para pengikut-Nya dan orang-orang yang terkait dengan-Nya. Ringkasan atau catatan selektif dari para penulis Injil dibuat agar orang-orang yang membaca keempat Injil dapat percaya kepada Kristus (Yoh. 20:30-31). Hal ini mirip seperti ketika seorang reporter menulis tentang kecelakaan kereta api, maka ia tentu akan menulis catatan selektif untuk menekankan peristiwa kecelakaan tersebut. Ia tentu tidak akan mencatat masa kecil orang-orang yang terlibat dalam kecelakaan karena itu tidak penting (https://www.evidenceunseen.com/bible-difficulties-2/nt-difficulties/matthew/lk-242-why-dont-the-gospels-give-us-many-details-about-jesus-childhood-and-young-adult-years/ dan https://www.compellingtruth.org/Jesus-childhood.html).

Kedua, masa kanak-kanak Yesus sama seperti masa kanak-kanak orang-orang Yahudi pada umumnya. Seperti orang-orang Yahudi waktu itu, Yesus pun di usia 6 tahun mungkin masuk sekolah (https://www.christianity.com/jesus/life-of-jesus/youth-and-baptism/jesuss-childhood-the-missing-years.html). Para murid Yesus seperti Petrus, Yohanes, dll juga tidak dicatat masa kecil mereka karena hal ini sudah biasa dalam kebudayaan Yahudi waktu itu.

Ketiga, teman dan keluarga Yesus tidak banyak berbagi tentang masa kecil atau masa remaja/dewasa muda Yesus karena mereka berfokus membagikan kabar baik yang telah mereka dengar kepada orang-orang yang membenci-Nya (https://www.christianity.com/wiki/jesus-christ/why-doesnt-the-bible-say-much-about-jesus-childhood.html).

Keempat, jika Injil menceritakan detail kisah hidup Yesus dari bayi hingga Ia mati, maka Injil tidak mungkin bisa dibaca karena sangat amat panjang. Oleh karena itu, Yohanes berkata di Yohanes 21:25, “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu” (https://www.evidenceunseen.com/bible-difficulties-2/nt-difficulties/matthew/lk-242-why-dont-the-gospels-give-us-many-details-about-jesus-childhood-and-young-adult-years/).

Meskipun keempat Injil tidak mencatat detail seluruh kisah hidup Yesus, kita masih bisa percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah, Tuhan, Mesias yang mati disalib dan bangkit demi kita, umat-Nya. Itu yang terpenting dari seluruh Injil.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community