Yang pernah membaca kitab 1 dan 2 Raja-raja dengan seksama pasti sudah akrab dengan tokoh Alkitab yang bernama Yerobeam. Bukan hanya saja karena dia merupakan raja pertama di kerajaan utara (Israel) setelah kerajaan Salomo pecah menjadi dua, tetapi juga karena namanya sering dikaitkan dengan dosa-dosa yang dilakukan oleh para penerusnya (1Raj. 16:31; 2Raj. 10:29, 31; 15:9, 18, 24, 29, 34; 16:19, 26). Catatan ini menimbulkan pertanyaan: seberapa parahkah dosa Yerobeam sehingga perlu disebutkan berkali-kali?
Alkitab memberikan keterangan yang sangat jelas tentang dosa-dosa Yerobeam. TUHAN pernah memberikan teguran sangat keras dan serius kepada Yerobeam melalui Ahia: “Sebab engkau telah melakukan perbuatan jahat lebih dari semua orang yang mendahului engkau dan telah membuat bagimu allah lain dan patung-patung tuangan, sehingga engkau menimbulkan sakit hati-Ku, bahkan engkau telah membelakangi Aku” (1Raj. 14:9). Dari teguran ini terlihat bahwa dosa utama Yerobeam adalah penyembahan berhala, tetapi ini bukan dosa satu-satunya.
Kesalahan Yerobeam yang utama tentu saja adalah penyembahan berhala. Setelah dia menjadi raja di utara, dia melarang bangsa Israel untuk beribadah ke Yerusalem di bait Allah (1Raj. 12:28-30). Pertimbangan ekonomi-politik sangat memengaruhi larangan ini. Sebagai gantinya, Yerobeam menyediakan situs-situs penyembahan tandingan di wilayahnya. Dia mendirikan patung berhala di Bethel dan Dan serta lokasi-lokasi lainnya.
Pemilihan tempat ibadah di luar Yerusalem jelas bertentangan dengan perintah TUHAN (2Taw. 6:6). Penempatan berhala-berhala sebagai pengganti ibadah kepada TUHAN hanya memperparah pelanggaran. Bukan hanya itu. Yerobeam juga mengangkat sembarang orang untuk menjadi imam, padahal mereka bukan dari keturunan Lewi (1Raj. 12:31).
Apa yang dilakukan oleh Yerobeam melebihi semua raja lain sehingga namanya yang selalu dikutip untuk menjelaskan kejahatan para penerusnya. Penyembahan berhala yang dia lakukan tergolong istimewa sehingga layak disebutkan berkali-kali. Untuk memahami observasi ini dengan lebih baik, marilah kita bandingkan pelanggaran Yerobeam dengan Salomo. Nama Salomo lekat dengan penyembahan berhala juga. Pada saat dia menjadi tua, dia mendirikan banyak mezbah berhala untuk menyenangkan hati isteri-isterinya (1Raj. 11:4-8). Yang menarik, penyembahan berhala di kerajaan Israel dikaitkannya dengan Yerobeam, bukan Salomo.
Alasannya tidak terlalu sukar untuk diketahui. Salomo hanya berusaha menyenangkan isteri-isterinya, tetapi dia tidak memerintahkan rakyat untuk mengikutinya. Dia juga masih menjalankan ibadah kepada TUHAN di bait Allah. Hal ini berbeda dengan Yerobeam. Dia sengaja melarang ibadah di bait Allah. Dia mendorong rakyat untuk menyembah berhala (bdk. 1Raj. 16:1-4). Ungkapan “mengakibatkan orang Israel berdosa” berkali-kali dikaitkan dengan dosa Yerobeam (1Raj. 14:16; 15:26, 34; 16:13, 19, 26; 22:52; dst). Aturan-aturan ibadah juga ditabrak, termasuk penunjukan para imam.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa menjadi terkenal dan berdampak besar bukanlah segala-galanya. Yerobeam sangat terkenal karena dampak buruk yang dia timbulkan. Yang paling penting adalah beribadah dengan benar kepada Allah yang benar. Allah telah menciptakan manusia untuk memuliakan Dia dan menikmati Dia selama-lamanya. Soli Deo Gloria.
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash