Isu editorial
Melihat proses perkembangan kitab Mazmur seperti tersebut di bagian sebelumnya, pertanyaan logis yang muncul adalah ‘sejauh mana peranan seorang atau sekelompok editor dalam pengoleksian kitab Mazmur?’. Apakah mereka hanya mengelompokkan? Apakah mereka juga menambahkan doxology dan introduksi (biasanya di ay. 1) sebuah mazmur? Seandainya mereka terlibat dalam peranan editorial yang lebih besar, apakah tambahan mereka bersifat innerant?
Ada beberapa hal terkait dengan pertanyaan di atas:
- Masalah doxology, para teolog umumnya tidak terlalu mempersoalkan karena tidak banyak mempengaruhi interpretasi terhadap suatu mazmur. Mengingat hanya 72:19 yang terkait dengan bagian sebelumnya, doxology mungkin tambahan dari editor (cf. posisi doxology dalam terjemahan LAI). Kasus yang paling jelas adalah 72:20.
- Masalah introduksi sebuah mazmur – biasanya menginformasikan jenis mazmur, instrumen yang dipakai dan rujukan sejarah – kemungkinan besar adalah tambahan editor. Hal ini terlihat dari perubahan kata ganti orang ketiga tunggal di introduksi dan orang pertama tunggal di isi mazmur. Isu yang sering dimunculkan justru berkaitan dengan reliabilitas (ketepatan) penambahan rujukan sejarah oleh para rabi (cf. Maz. 3, 7, 18, 30, 34, 51, 52, 54, 56, 57, 59, 60, 63, 142).
- Argumentasi yang meragukan reliabilitas introduksi
- Perbedaan introduksi dalam MT (Masoret Text) dan LXX.
- Ketidaksesuaian antara rujukan sejarah dan peristiwa dalam hidup Daud. Mzm 34:1 tidak sesuai dengan 1 Sam 21:10-15. Sikap Daud terhadap Absalom yang berbeda di Maz. 3 dan 2 Sam 15:13-18:6.
- Ketidaksesuaian antara rujukan sejarah dan nuansa mazmur yang bersangkutan (Maz. 7). Salah satu ontoh paling jelas terdapat di Maz. 30:1 tentang pentahbisan bait Suci, tetapi isinya berupa sebuah pengucapan syukur atas kesembuhan seseorang dari penyakit berat.
- Respon
- Judul mazmur memang tidak termasuk dalam inspirasi (ada beberapa yang tidak setuju pandangan ini), tetapi penambahan ini pasti berasal dari tradisi yang bisa dipercaya.
- Sulit dimengerti mengapa para rabi menambahkan sesuatu (rujukan sejarah) yang tidak sesuai dengan catatan kitab Samuel atau Tawarikh. Mereka pasti sangat berhati-hati dalam memberikan rujukan sejarah yang tepat. Ini bisa terlihat dari fakta bahwa mereka tidak selalu memberi rujukan sejarah.
- Ketidaksesuaian sejarah mungkin disebabkan karena tidak semua peristiwa hidup Daud ditulis dalam Alkitab (cf. Maz 60:2).
- Mzm 60:2 sekaligus membuktikan “kekunoan” penambahan judul ini. Para rabi yang jauh lebih kemudian daripada Daud tidak mungkin berani menambahkan hal-hal detail yang tidak ada di dalam Alkitab. Para editor ini pasti hidup dalam masa yang tidak terlalu jauh dengan Daud, sehingga mereka masih memiliki akses ke tradisi lisan suatu mazmur.
- Perbedaan dengan LXX sangat mungkin disebabkan banyak istilah teknis mazmur yang sudah tidak diketahui pada zaman LXX. Dalam banyak kasus LXX memilih terjemahan yang tampak tidak masuk akal.
- Argumentasi yang meragukan reliabilitas introduksi