Ketika kita menempuh perjalanan jauh, kita pasti memerlukan peralatan yang penting agar kita tidak kebingungan di dalam perjalanan. Hal yang sama juga dijelaskan Tuhan Yesus ketika Ia mengutus para murid-Nya. Namun kita menjumpai kejanggalan di mana di Matius 10:10 dan Lukas 9:3, Tuhan Yesus berfirman agar tidak membawa apa pun di dalam perjalanan memberitakan Injil, termasuk tongkat, tetapi di Markus 6:8, Yesus juga berfirman tidak membawa apa pun di dalam perjalanan, “kecuali tongkat.” Apakah dua teks ini bertentangan?
Matius 10:10 dan Markus 6:8 sependapat dengan catatan Yesus bahwa Ia memerintahkan para murid-Nya untuk tidak membawa perlengkapan tambahan apa pun dalam perjalanan memberitakan Injil, melainkan mereka hanya pergi menjalankan misi mereka dengan apa yang telah mereka miliki. Namun mengapa ada perbedaan catatan Yesus di Matius 10:10 dan Markus 6:8? Di Matius 10:10, Tuhan Yesus berfirman, “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (TB). Apa arti “tongkat” di sini? Tongkat di zaman itu dipakai sebagai alat bantu jalan maupun alat pertahanan (Donald A. Hagner, Matthew 1-3, 272). Apakah para murid tidak boleh membawa tongkat sama sekali? Kalau kita membandingkan dengan Markus 6:8, ternyata Yesus mengizinkan mereka membawa tongkat. Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara kita memahami fungsi “tongkat” yang berbeda di kedua teks ini. Di Matius 10:10 dan Lukas 9:3, Yesus memaksudkan “tongkat” di situ sebagai bagian dari perlengkapan khusus mereka dalam perjalanan memberitakan Injil. Buktinya adalah Yesus langsung menyambung dengan berfirman, “Sebab orang yang bekerja, sudah seharusnya dijamin kebutuhannya” (Mat. 10:10; BIS). Artinya perlengkapan tambahan tidak perlu dibawa oleh para murid-Nya karena Allah yang akan menjamin kebutuhan mereka sehari-hari. Namun ketika Markus 6:8, Yesus mengizinkan para murid-Nya membawa tongkat, “tongkat” merupakan perlengkapan standar bagi seseorang yang sedang berjalan jauh. Dari dua teks ini, kita belajar bahwa para murid-Nya pergi memberitakan Injil dengan sedikit perbekalan (termasuk tongkat sebagai alat bantu dalam perjalanan jauh) dan percaya kepada Allah yang menjamin kebutuhan mereka sehari-hari (Gleason L. Archer, Hal-hal yang Sulit dalam Alkitab, 554).
Meskipun perbedaan tentang “tongkat” di Matius 10:10 dan Markus 6:8 tidak terlalu signifikan, kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam pemberitaan Injil, para murid Kristus tidak perlu memusingkan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan, melainkan mereka harus membawa apa yang seharusnya dibawa sebagai perlengkapan standar dan menyerahkan semuanya kepada Allah yang akan memenuhi semuanya. Hal ini berbeda dengan konsep mission trip di beberapa gereja ke luar kota atau luar pulau di mana mereka mempersiapkan pakaian sesuai waktu “mission trip” lengkap dengan snack, makanan instan, minuman dingin, buku bacaan, Alkitab, dll dan mereka menjalani “mission trip” di gereja cabang di luar kota atau luar pulau yang menyediakan tempat menginap. Ini bukan mission trip, tetapi tour ke gereja cabang. “Mission trip” sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi penuh tantangan dan kesulitan di dalam pemeliharaan Allah yang berdaulat yang telah memanggil misionaris dalam bermisi. Biarlah perenungan topik ini menggugah kita untuk benar-benar mengandalkan Allah di dalam bermisi maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.
