Dalam catatan Alkitab baik PL maupun PB, muncul kata HISOP (Kel. 12:22; Ima 14:4,6,49,51,52; Bil. 19:6,18; 1 Raja 4:33; Maz. 51:9; Yoh 19:29; Ibr 9:19). Dalam salah satu bagian, hisop mengambil salah satu peranan penting dalam perayaan Paskah orang Israel (Kel. 12:2), menjadi sarana penyucian dari penyakit kulit (Ima 14) serta sarana untuk mentahirkan kenajisan (Bil 19), termasuk di Maz 52:9. Dalam Ibr 9:19 hisop juga dipergunakan untuk ritual pembersihan orang Israel. Namun di bagian lainnya yaitu 1 Raja 4:33 hisop ditampilkan sebagai jenis tumbuhan.
Dalam bahasa Ibraninya, kata yang dipakai untuk hisop ini adalah ezov. Yang menarik adalah tidak ada penjelasan rinci dalam Alkitab tentang apakah hisop itu. Pembaca hanya mengira-ngira apakah hisop itu. Ada beberapa petunjuk untuk mengetahui identifikasi hisop itu.
HISOP SEBAGAI TUMBUHAN
1 Raja 4:33 mengelompokkan hisop sebagai bagian dari flora, yaitu pepohonan, dan secara jelas dipisahkan dari fauna.
Ia (Salomo) bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan.
Dari ayat ini ada kesan bahwa pengetahuan Salomo tentang flora itu sangat banyak dan itu mempengaruhi isi sajak-sajak yang diciptakannya. Namun juga bisa ditafsirkan bahwa sajak flora yang diciptakan Salomo bukan hanya bervariatif, tetapi Salomo sangat memahami flora dari yang paling besar (pohon aras Libanon) yang mudah terlihat hingga hisop yang tumbuh di tempat yang jarang dilihat orang.
Informasi tentang jenis tumbuhan apakah hisop itu hanya didapat ketika dikatakan ‘hisop tumbuh di dinding batu’. Istilah ‘dinding batu’ (qir) ini menimbulkan beberapa penafsiran karena dalam beberapa bagian Alkitab lainnya, kata ‘dinding batu’ (qir) merupakan kata yang seringkali juga dipakai untuk ‘dinding (rumah)’ (Ima 14:37; 1 Raja 6:5; 2 Raja 4:10 dll). Jadi apakah qir ini merupakan sebuah dinding batu yang sifatnya alami ataukah buatan manusia? Jika melihat konteks kisah Salomo, maka yang dimaksud dengan qir ini adalah himpitan bebatuan yang seringkali ada di gunung-gunung, batu karang yang digambarkan seperti sebuah dinding. Intinya hisop itu jika digambarkan di era modern ini ibarat tetumbuhan semak belukar memanjang yang nama latinnya adalah Origanum syriacum.
Intinya hisop yang terbuat dari tanaman semacam semak belukar dengan daun yang cukup lebat dan tumbuh memanjang. Pada musim semi, tanaman ini menumbuhkan bunga kecil yang berwarna putih. Pada awal musim semi, pucuk daun mudanya dikumpulkan, dikeringkan lalu dibuar semacam rempat yang dinamalan zaatar (bahasa Arab). Bersamaan dengan roti yang dicelupkan ke minyak zaitun, maka tanaman ini menjadi salah satu pilihan menu sarapan.
HISOP SEBAGAI BAGIAN RITUAL PEMBERSIHAN
Dalam beberapa bagian Alkitab lainnya, hisop ini juga dipakai sebagai sarana untuk ritual pembersihan, misalnya mengoleskan darah di pintu-pintu rumah pada hari raya Paskah pertama (Kel. 12:22), penyucian rumah (Ima. 14:49) dan lain sebagainya. Bahkan ketika Yesus haus di atas kayu salib, prajurit-prajurit Romawi memberikan dia bunga karang yang dicelupkan di anggur asam melalui penggunaan hisop (Yoh. 19:29). Jadi hisop diibaratkan sebagai sebuah sedotan atau gelas untuk tempat wadahnya.
Tanaman ini juga dibuat sari untuk minyak. Tidak heran hisop juga dipakai untuk penyembuhan penyakit kulit (lepra) di Imamat 14 (bdg. Maz. 51:7). Untuk manfaat sebagai kuas, daun tamanan ini biasanya dibuat kering, kemudian dikumpulkan dengan beberapa lembar hisop kering lainnya, diikat sehingga membentuk semacam kuas. Inilah yang biasanya dibuat untuk pengolesan darah di pintu. Ada kalanya bersamaan dengan kayu aras, kain kirmisi dan darah binatang tertentu seperti burung (Ima 14:4,6,49, 51,52; Bil 19:18), hisop dipakai berbarengan untuk ritual pembersihan dengan cara diikat seperti kuas.