Haruskah Kita Menunjukkan Perbuatan Baik Kita Kepada Orang Lain atau Tidak? (Mat. 6:1 vs 5:16)

Posted on 30/01/2022 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2022/02/Haruskah-Kita-Menunjukkan-Perbuatan-Baik-Kita-Kepada-Orang-Lain-atau-Tidak-Matius-6-1-vs-5-16.jpg Haruskah Kita Menunjukkan Perbuatan Baik Kita Kepada Orang Lain atau Tidak? (Mat. 6:1 vs 5:16)

Setiap kita pasti pernah melakukan perbuatan baik, tetapi apakah perbuatan baik kita perlu ditunjukkan kepada orang lain? Sekilas Tuhan Yesus mengajarkan konsep yang bertentangan. Di Matius 5:16, Yesus berfirman, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (TB). Namun di Matius 6:1, Ia berfirman, “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga” (TB) Benarkah ini berkontradiksi?

Dua firman Kristus ini jelas tidak berkontradiksi karena dua firman Kristus ini memiliki konteks yang berbeda. Di Matius 5:16, Tuhan Yesus berfirman bahwa perbuatan baik orang percaya memuliakan Bapa di Surga, tetapi di Matius 6:1, Yesus mengingatkan orang percaya agar tidak menunjukkan perbuatan baik kita untuk dipuji orang lain. Dengan kata lain, ada perbedaan tujuan. Selain itu, di Matius 5:16, Yesus berfirman, “supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik.” Artinya orang lain secara alami memperhatikan perbuatan baik kita. Sedangkan di Matius 6:1, Yesus memperingatkan para pendengar-Nya, “jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka.” Artinya kita sengaja menunjukkan kewajiban agama kita di depan orang lain agar orang lain memperhatikan tindakan kita dan memuji kita. Kemudian, di Matius 5:16, Yesus mengajar orang percaya agar terang mereka bercahaya di depan orang. Yesus tidak berkata bahwa biarlah orang percaya menjadi terang yang bercahaya di depan orang. Ini berarti orang percaya pada dirinya sendiri adalah terang yang melayani baik pada saat ada orang yang melihat maupun tidak. Namun di Matius 6:1, Yesus memberi tahu orang percaya agar jangan menunggu banyak orang dahulu, baru kita melayani atau menunjukkan kewajiban agama kita atau melayani. Intinya, di Matius 6:1, orang percaya jangan melayani hanya pada saat banyak orang yang melihat. Terakhir, di Matius 5:16, ketika kita menunjukkan perbuatan baik kita yang tulus, Allah akan memuji dan memberikan upah kepada kita (6:4), sedangkan di Matius 6:1, Yesus memperingatkan orang percaya untuk tidak berbuat baik agar dipuji orang. Kalau mereka melakukan hal tersebut, maka mereka telah dipuji orang, tetapi tidak dipuji Allah (6:2). Dengan kata lain, Matius 5:16 dan 6:1 memiliki perbedaan hasil (dipuji Allah vs dipuji manusia) (https://www.evidenceunseen.com/bible-difficulties-2/nt-difficulties/matthew/mt-61-should-we-show-our-good-works-to-others-or-not/).

Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini? Tuhan Yesus berfirman bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang bersinar bagi orang-orang di sekililing kita. Karena kita adalah garam dan terang dunia, maka identitas kita sudah dilihat orang banyak, sehingga kita tidak perlu menunjukkan identitas kita kepada orang lain. Oleh karena itu, sebagai garam dan terang dunia, kita melayani atau berbuat baik secara alami baik pada waktu ada orang banyak melihat maupun tidak ada orang yang melihat. Ketika kita melayani atau berbuat baik secara alami dan tulus, maka Allah akan memberi upah kepada kita, meskipun orang lain kurang menghargai perbuatan baik kita.

Photo by Volkan Olmez on Unsplash
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community