(Lanjutan tgl 16 Desember 2018)
- Simeon = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘mendengar’ (bdg. Kej. 29:33)
- Lewi = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘menempel’ (bdg. Kej. 29:34)
- Yehuda = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘memuji ‘ (bdg. Kej. 29:35)
- Gad (dari Zilpa) = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘keuntungan‘ (bdg. Kej. 30:10-11 )
- Asyer (dari Zilpa) = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘berbahagia‘ (bdg. Kej. 30:12-13 )
- Isakhar = berasal dari 2 akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘laki-laki upah/hadiah ‘ (bdg. Kej. 30:17-18)
- Zebulon = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘tinggal untuk ditinggikan ‘ (bdg. Kej. 30:19-20)
Dari pihak Rahel sendiri, ketika dia tahu bahwa ia tidak dapat memberikan anak laki-laki buat Yakub, maka ia mengadopsi ide nenek mertuanya, Sara, dengan memberikan budaknya pada Yakub agar kelak memberikan anak yang akan menjadi anaknya. Bilha, budak Rahel memberikan 2 anak laki-laki kepada Yakub. Rahel memberikan nama anak-anaknya yang lahir melalui Bilha dengan nama yang mengandung sindiran dan persaingan terhadap kakaknya yang memberikan lebih banyak anak laki-laki pada Yakub:
- Dan = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘membenarkan ‘(bdg. Kej. 30:5-6)
- Naftali = berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘bertarung’ (bdg. Kej. 30:7-8)
Puncak dari persaingan Lea-Rahel dalam memberi nama anak-anak lelaki mereka terjadi ketika Tuhan memberikan belas kasihan kepada Rahel dengan membuka kandungannya dan Rahel melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Yusuf yang berasal dari akar kata yang jika diterjemahkan artinya ‘menambah’ (bdg. Kej. 30:23-24).
Favoritisme atas Anak
Perseteruan yang terjadi antara Lea dan Rahel berimbas pada anak-anak mereka. Setidaknya anak-anak Yakub terbagi menjadi 2 kubu, yaitu kubu anak-anak Lea dan kubu anak-anak Rahel. Berbeda dengan kisah keluarga Abraham dan Ishak, Alkitab tidak menyatakan secara langsung siapakah keturunan Yakub yang berhak atas hak kesulungannya. Dari kronologi kelahirannya, seharusnya Ruben, anak Lea, yang berhak atas hak kesulungan. Namun dari Kejadian 49 dan 1 Taw 5:1-2 jelas dinyatakan bahwa hak kesulungan tidak lagi di tangan Ruben, melainkan di tangan Yusuf.
Namun persoalan utamanya bukan berpusat pada siapakah pemegang hak kesulungan itu, tetapi favoritisme Yakub yang berlebihan terhadap Yusuf, anak sulung Rahel, istri yang sangat dicintai Yakub. Hal ini sangat nampak dalam Kej. 37:3 dengan dibuatkannya jubah yang indah untuk Yusuf. Favoritisme Yakub atas Yusuf ini begitu nampak sehingga anak-anak Yakub yang lain dapat merasakan dan melihat perlakuan khusus itu. Bahkan ada yang mengatakan ketika Dina, anak perempuan Yakub dan Lea, diperkosa oleh Sikhem (Kej. 34), LAI menyatakan ‘Yakub mendiamkan soal itu’ (Kej. 34:5). Hal itu mungkin terjadi karena Dina adalah anak Lea, bukan Rahel. Dalam bahasa Ibraninya istilah yang dipakai adalah hekherish, artinya inertness atau neglect (2 Sam 19:11; Hab. 1:13; Est 4:14) dan untuk konteks ini Yakub tidak berbicara maupun bertindak sama sekali terhadap perkosaan yang dilakukan Sikhem pada anak perempuannya
Akibat Favoritisme atas Anak
Kejadian 37 memberikan gambaran jelas akibat favoritisme yang dilakukan Yakub atas Yusuf.
- Yusuf sendiri terlihat ‘menikmati’ favoritisme ayahnya terhadap dirinya. Sebagai seorang anak, kasih sayang ayahnya yang berlebihan berakibat buruk untuk pertumbuhan sosialnya. Dia suka melaporkan kepada ayahnya kejahatan yang dilakukan saudara-saudaranya tanpa berpikir bahwa hal itu justru semakin memperdalam jurang antara dia dan saudara-saudaranya (walaupun tidak ada yang salah dengan apa yang Yusuf lakukan, malahan hal itu baik). Dan puncaknya terjadi ketika Yusuf bercerita kepada saudara-saudaranya tentang 2 mimpinya yang pada intinya menyatakan bahwa dia adalah raja sedangkan saudara-saudaranya yang lain akan datang menyembah dia.
Bersambung…….
NK_P