Ayat di atas merupakan salah satu teks paling populer dalam Alkitab. Bukan hanya populer, ayat ini juga favorit dalam pemberitaan Injil. Dalam banyak sisi ayat ini dipandang cukup indah sebagai tawaran Injil.
Pandangan tradisional tentang ayat ini ternyata tidak selalu diterima begitu saja. Beberapa orang berusaha menawarkan penafsiran yang berbeda terhadap ayat ini. Kata kunci yang disorot adalah “dunia” (kosmos). Berdasarkan pemilihan kata ini, mereka berpendapat bahwa cakupan penebusan Kristus itu jauh lebih luas daripada yang selama ini dipikirkan oleh banyak orang secara tradisional. “Dunia” di sini dipahami lebih luas daripada “manusia.”
Lebih lanjut, berdasarkan penafsiran yang tadi, mereka juga menolak konsep tentang keselamatan individual di ayat ini. Sekali lagi, teks ini dimengerti sebagai rujukan pada dunia, bukan sekadar manusia. Apa yang dibicarakan di sini dipahami lebih kearah keselamatan secara kosmik.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu menegaskan di awal bahwa karya penebusan Kristus memang bersifat kosmik. Dia tidak hanya memulihkan relasi orang berdosa dengan Allah tetapi juga mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya (Kol. 1:20). Kristus bukan hanya kepala gereja saja, melainkan kepala seluruh ciptaan (Kol. 1:15-20). Pada akhirnya yang mendapatkan manfaat dari penebusan-Nya adalah seluruh ciptaan. Kelak akan ada langit dan bumi yang baru.
Semua penjelasan di atas tentu saja tidak berarti bahwa seluruh ciptaan tanpa terkecuali akan diselamatkan (dalam arti menikmati kebahagiaan dan kemuliaan Allah). Ajaran Alkitab tentang hukuman kekal cukup jelas dan konsisten.
Sekarang kita akan meninjau Yohanes 3:16. Sesuai konteks, teks ini seharusnya tidak dikaitkan dengan penebusan kosmik. Kata “dunia” di sana jelas merujuk kepada manusia. Mengapa demikian? Ayat 16b memberi penjelasan: “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Lebih jauh, di ayat 17 penulis Injil Yohanes membedakan pengertian “dunia” sebagai tempat (lokasi) dan orang-orang di dalamnya (ayat 17 “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”). Hal yang sama muncul di ayat 19: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Secara lebih spesifik, “dunia” di 3:16 merujuk pada orang-orang yang melawan Allah (1:10 “dunia tidak mengenal-Nya”; 7:7 “Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku”; 15:18 “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”). Jadi, penggunaan “dunia” di 3:16 tidak boleh dipahami sebagai sebuah lokasi atau perwakilan dari seluruh ciptaan. Arti kata tersebut memang lebih sempit: merujuk pada manusia, secara lebih khusus, manusia yang melawan Allah.
Dengan penjelasan di atas, kita sekaligus menegaskan kembali bahwa yang dibicarakan di 3:16 memang keselamatan secara individual. Siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus akan menerima kehidupan kekal. Soli Deo Gloria.
Photo by Alabaster Co on Unsplash