Bagaimana Membuktikan Bahwa Alkitab Adalah Firman Allah?

Posted on 05/06/2022 | In QnA | Ditulis oleh Pdt. Yakub Tri Handoko | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2022/06/Bagaimana-Membuktikan-Bahwa-Alkitab-Adalah-Firman-Allah.jpg Bagaimana Membuktikan Bahwa Alkitab Adalah Firman Allah?

Sebagian besar orang Kristen Alkitab meyakini Alkitab sebagai firman Allah. Keyakinan ini mendapat dukungan dari Alkitab sendiri. Segala tulisan dalam kitab suci diilhamkan oleh Allah (lit. “dinafaskan oleh Allah,” 2Tim. 3:16). Segala nubuat para nabi dihasilkan dari dorongan Roh Kudus (2Pet. 1:20-21). Inilah yang diyakini oleh kalangan Injili.

Ternyata tidak semua orang yang mengaku diri Kristen berbagi keyakinan yang sama. Sebagian orang menganggap Alkitab hanya sebagai tulisan kuno belaka, sama seperti tulisan-tulisan kuno yang lain. Alkitab hanyalah kumpulan refleksi teologis dari para penulisnya. Bukan tentang apa yang dinyatakan oleh Allah kepada manusia, tetapi apa yang dipikirkan oleh manusia tentang Allah.

Bagaimana kita menyikapi tantangan ini? Bagaimana membuktikan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan?

Pertanyaan ini sebenarnya cukup pelik. Keyakinan kita terhadap Alkitab sebagai firman Allah memang didasarkan pada kesaksian Alkitab sendiri. Alkitab merupakan tulisan lisan yang dinafaskan sendiri oleh Allah (2Tim. 3:16) melalui Roh-Nya yang kudus (2Pet. 1:20-21). Baik Yesus maupun para rasul menerima kitab suci sebagai firman Allah yang berotoritas (Mat. 5:17-19). Masalahnya, kita tidak mungkin hanya menggunakan teks-teks ini sebagai alat pembuktian. Jika dilakukan, strategi ini termasuk penalaran melingkar yang sempit. Alkitab adalah firman Allah karena Alkitab menyatakan dirinya sebagai firman Allah.

Lalu bagaimana kita bisa membuktikan pengilhaman Alkitab? Sekali lagi, tugas ini cukup rumit. Proses pengilhaman tidak terlihat oleh mata dan tidak bisa diulang. Jika pembuktian yang dituntut adalah secara empiris, kita tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan tersebut.

Walaupun demikian, keyakinan terhadap Alkitab sebagai firman Tuhan bukanlah iman yang buta. Kita membuka diri untuk diuji. Jika ada bagian Alkitab yang terbukti keliru, kita patut mempertanyakan ulang keyakinan kita. Ketika kita membaca dan menafsirkan Alkitab kita memulai dengan asumsi teologis tentang otoritasnya yang dari Allah, tetapi kita juga sekaligus terus-menerus menguji keyakinan tersebut berdasarkan apa yang ada dalam Alkitab maupun di luar Alkitab (sains, sejarah, dan sebagainya).

Selain membuka diri untuk dikritisi, kita juga menyediakan data lain sebagai dukungan. Salah satunya adalah nubuat dalam Alkitab. Sebuah prediksi yang digenapi belum tentu menunjukkan otoritas ilahi. Beberapa orang dalam sejarah dengan tepat memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagaimanapun, kasus penggenapan nubuat-nubuat dalam Alkitab terbilang unik. Jumlah nubuat yang digenapi sangat banyak. Nubuat-nubuat itu berasal dari puluhan penulis yang berlainan, baik status sosial, jabatan, pengetahuan, usia maupun masa hidupnya. Rentang waktu penggenapan juga ratusan hingga ribuan tahun setelah dinubuatkan. Penggenapannya juga mengerucut pada diri Yesus Kristus. Semua data ini menyiratkan bahwa penggenapan nubuat-nubuat tersebut tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Variabel di dalamnya terlalu banyak untuk sebuah peristiwa kebetulan. Jika benar demikian, kita dapat menyimpulkan ada intervensi ilahi dalam Alkitab. Hal ini selaras dengan keyakinan bahwa Alkitab merupakan firman Allah. Soli Deo Gloria.

Photo by Kiwihug on Unsplash
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Pdt. Yakub Tri Handoko

Reformed Exodus Community