Ada orang yang membaca kitab Kidung Agung, lalu berkata bahwa dia tidak mendapati bayangan atau imaginasi seorang wanita yang cantik di pemaparan kitab tersebut; padahal jelas-jelas di dalamnya banyak kali muncul ungkapan ‘cantik engkau manisku’. Malahan imaginasi yang digambarkan tentang wanita cantik di beberapa bagian Alkitab itu terlalu menakutkan untuk dibayangkan. Sebagai contoh dari imaginasi yang menakutkan adalah ungkapan “Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung “(Kidung 7:2). Bagi orang modern, tidak bisa membayangkan cantiknya perut yang sepert timbunan gandum!!!
Serian DYK kali ini dan beberapa edisi setelahnya akan memberikan penjelasan tentang beberapa ungkapan yang ada dalam kitab Kidung Agung yang mungkin terdengar asing bagi telinga orang modern. Namun kali ini akan ditampilkan dulu konsep dasar tentang ‘cantik’ menurut orang-orang dalam Alkitab.
Untuk menelusuri kategori seorang wanita dikatakan ‘cantik’ bukannya usaha yang gampang. Salah satu hal yang menghalangi usaha penilaian tersebut adalah karena wanita di era itu memakai penutup kepala (kerudung) dan hanya menampakkan mata saja. Tidak mengherankan jika ada yang mengatakan: the eyes are the features that most often contribute to human beauty in the Bible. Di salah satu bagian Talmud orang Yahudi (Ta’anit 24a) dituliskan demikian: Contohnya adalah seorang pengantin perempuan yang tinggal di rumah bapaknya. Selama matanya bagus atau cantik, maka anggota tubuh lainnya tidak perlu dinilai. Tetapi jika matanya seperti orang yang mau menangis atau berair, maka seluruh badannya perlu dicermati.
Salah satu contoh kejadian ini di Alkitab adalah peristiwa di Kej. 29:16-17: Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Kata ‘tidak berseri’ (rakkot) memiliki arti ‘halus’ atau ‘lembut’. Nah, ketika kita mendengar ‘halus atau lembut’ maka kita acapkali mengindentikkannya dengan sesuatu yang bagus atau indah. Dalam bahasa Ibrani, kata rakkot ini juga muncul dalam arti yang positif di Ayub 40:22 ‘…..berbicara dengan lemah lembut kepadamu…’ Tapi kata rakkot juga muncul dalam arti yang lemah (Kej. 33:13; Ul. 20:8). Ketika mata Lea dinilai ‘tidak berseri’, sulit untuk menafsirkan apa yang dimaksudkan dengan ungkapan itu; butuh berbagai penafsiran yang melibatkan tulisan-tulisan para rabi (mungkin butuh satu artikel judul lain untuk membahas hal ini). Namun intinya adalah hal itu menjadi pembanding bahwa apa yang ada pada Lea berbanding terbalik dengan apa yang dimiliki Rahel.
Penggunaan kerudung tidak menghalangi Alkitab memberikan penilaian ‘cantik’ untuk beberapa wanita, seperti : Sarah (Kej. 12:14), Ribka (Kej. 24:16), Rahel (Kej. 29:17), Abigail (1 Sam. 25:3), Batsyeba (2 Sam 11:2), Tamar anak Daud (2 Sam. 13:1), Tamar anak Absalom (2 Sam. 24:27), Ester (Ester 2:7), dan anak-anak perempuan Ayub (Ayub 42:16).
Kesulitan lain untuk mengetahui kategori cantiknya seorang wanita adalah terbatasnya sumber informasi yang ada. Di era itu tidak ada informasi visual yang bisa dijadikan pegangan untuk penilaian cantik. Informasinya bersifat verbal, seperti misalnya puisi-puisi yang dilantunkan untuk menggambarkan kecantikan tersebut. Mungkin sumber visual terdekat untuk memperoleh informasi tersebut adalah patung. Ada beberapa penemuan patung wanita kuno yang berasal dari abab pertama sebelum Masehi. Dari patung-patung tersebut kita bisa sedikit memiliki gambaran visual tentang seorang wanita. Pastinya patung yang dibuat dan ditemukan bukanlah perwakilan wanita pada umumnya; patung tersebut merupakan representasi dari wanita kalangan tertentu (kalangan atas, seperti kaum bangsawan, wanita kaya ataupun wanita yang memiliki pengaruh sosial di eranya).
Jika dalam dunia modern sekarang kecantikan tidak hanya dinilai dari luar (outer beauty) tapi juga dari dalam (inner beauty), demikian pulalah yang terjadi dalam konteks dunia Alkitab. Kecantikan seorang wanita juga dinilai dari kemampuan produktifitasnya di rumah tangganya (bdg. Amsal 31 tentang istri yang cakap) serta kemampuannya untuk melahirkan (banyak) anak (bandingkan kisah para ibu leluhur yang berusaha berbagai macam cara untuk mampu melahirkan anak : Sara, Ribka, Rahel dan Lea; Hana dalam 1 Samuel 1). Namun kali ini kita akan membahas sedikit gambaran tentang karakteristik fisik wanita yang cantik.
Photo by Alexandru Zdrobău on Unsplash