Bagaimana Kategori ‘Cantik’ menurut catatan Alkitab? (Bagian 2)

Posted on 29/08/2021 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Nike Pamela | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2021/08/Bagaimana-Kategori-Cantik-menurut-catatan-Alkitab.jpg Bagaimana Kategori ‘Cantik’ menurut catatan Alkitab? (Bagian 2)

KEPALA

Berbeda dengan pemikiran modern, maka kebudayaan Alkitab dan Timur Dekat Kuno sangat  mengagungkan kepala manusia. Kepala mewakili keseluruhan pribadi dan  menempati hirarki tertinggi dalam urutan tubuh manusia. Dalam dunia seni pun, kepala manusia juga mendominasi (dibanding anggota tubuh lainnya) sebagai upaya mengungkapkan seni. Seorang wanita harus menutupi kepalanya sebaga tanda kesopanan (Kej. 24:65) sedangkan tindakan menunjukkan kepala adalah lambang tindakan yang memalukan dan merendahkan dri sendiri (Yes. 47:2).  Di dalam Alkitab sendiri, perbincangan tentang kepala meliputi mata, rambut, perhiasan dan kerudung itu sendiri. Anggota-anggota kepala lainnya hanya bisa diketahui dari patung-patung yang pernah ditemuka dengan menampilkan beberapa ciri khas seorang wanita: mata besar, hidung yg kuat, telinga yang menonjol, mulut yang kecil dan pipi yang montok. Beberapa kesamaan lainnya adalah adanya semacam  lesung pipit, leher yang montok (double chin) serta ketegasan filtrum (lekukan antara hidung dan bibir atas). Kesan yang ditampilkan adalah wajah yang berisi (facial fullness) dan hal ini dipandang justru menggairahkan.

(https://www.metmuseum.org/art/collection/search/324329)

 

MATA

Seperti pembahasan sebelumnya, mata merupakan aspek yang sangat penting bagi orang terutama wanita, di Alkitab ataupun di dunia Timur Dekat Kuno. Dalam kitab Kidung Agung, mata seorang wanita disebutkan berulangkali dan digambarkan seperti sebuah telaga atau sumber air (7:4) dan kejapan mata seorang wanita mendebatkan hati pria (4:9). Kitab Amsal pun memperingatkan bahayanya tipuan mata wanita (6:25). Dalam patung-patung yang ditermukan, mata wanita cenderung berukuran besar dan menggambarkan secara jelas   kelopak mata atas (kadang bawah). Selain itu lubang mata diukir cukup dalam.

Karena terbatasnya fisik yang dipertontonkan dari seorang wanita, hiasan mata menjadi sorotan (2 Raja 9;30; Yer. 4:30; Yeh. 23:40). Biasanya dengan menambahkan semacam hiasan taburan hitam di mata akan meningkatkan bentuk mata menjadi ideal (kalau dalam dunia modern semacam ‘eye shadow’).

 

BADAN

Dari patung-patung yang ditemukan rata-rata tubuh seorang wanita paling mirip digambarkan seperti bentuk jam pasir yang menonjolkan pinggang kecil dengan perut yang sedikit menonjol. Badan seorang wanita tidaklah digambarkan kurus seperti pemikiran atau standart wanita modern sekarang. Justru badan yang berisi (bukan gemuk tetapi montok) itulah yang menjadi idealisme seorang wanita di era itu. Tidak mengherankan pula, jika patung-patung wanita yang ditemukan menonjolkan bagian tubuh yang terkesan sensual karena memang wanita jaman dahulu identik dengan proses prokreasi. Ini pulalah alasan ketika kitab Agung secara terang-terangan menggambarkan sensualitas seorang wanita. Semakin montok tubuh seorang wanita menandakan fungsionalitas prokreasinya.

Kesimpulan : kecantikan itu sifatnya relatif, tergantung dari banyak hal, seperti penilaian subyektif seseorang (selera), era/jaman, dan budaya. Setidaknya gambaran kasar cantik orang di era Alkitab dapat dilihat dari perbandingan patung di bawah ini:

Kiri : Lady of the Well (MonaLisa of Nimrud);  tengah : Lady at the Window; kanan: Ugly Sister (https://www.aramcoworld.com/Articles/January-2019/The-Age-of-Ivory)

Photo by Alexandru Zdrobău on Unsplash
https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Nike Pamela

Reformed Exodus Community