Disebut dalam Kisah Para Rasul 17:15-34; 1 Tesalonika 3:1. Setelah Roma menaklukkannya Atena menerima status sebagai civitas foederata, sama sekali bebas dari kuasa gubernur propinsi Akhaya. Tidak membayar pajak ke Roma dan mempunyai otonomi di bidang pengadilan intern. Dari ketiga kota universitas yang besar pada waktu itu, yaitu Atena, Tarsus dan Aleksandria, maka Atena adalah yang paling terkenal. Filo dari Aleksandria mengatakan bahwa orang Atena adalah yang paling tajam otaknya dari orang Yunani. Atena terkenal juga karena kuil-kuil, patung-patung dan tugu-tugunya. Pausanias menulis Description of Greece seabad sesudah kunjungan Paulus ke Atena, yang merupakan buku pedoman yang baik mengenai barang-barang kuno untuk para wisatawan. Walaupun orang Atena beragama dan berhasrat membahas agama, namun taraf kerohanian mereka tidak luar biasa tinggi. Apollonius, filsuf yang sezaman dengan Paulus, memarahi mereka karena tarian-tarian yang menimbulkan nafsu berahi pada pesta Dionisius, dan karena kesukaan mereka mengorbankan manusia dalam pertandingan. Menurut Filostratus, penulis riwayat hidup Apollonius, orang Atena pada abad pertama sangat senang menonton pertandingan tersebut daripada orang Korintus pada abad 3.
Sumber: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Software Sabda 4)
DTS