Apakah Yesus Datang Hanya Untuk Orang Yahudi atau Juga Untuk Orang Bukan Yahudi (Mat. 10:5-6)?

Posted on 13/03/2022 | In Do You Know ? | Ditulis oleh Ev. Denny Teguh Sutandio | Leave a comment

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2022/03/Apa-yang-Dimaksud-Yesus-Ketika-Ia-Berfirman-Biarlah-orang-orang-mati-menguburkan-orang-orang-mati-mereka-Mat-8-22-Luk-9-60.jpg Apakah Yesus Datang Hanya Untuk Orang Yahudi atau Juga Untuk Orang Bukan Yahudi (Mat. 10:5-6)?

Apa jadinya jika kita sebagai orangtua memiliki lebih dari 1 anak, tetapi kita menganakemaskan anak bungsu dan mengabaikan anak yang lainnya? Perasaan itu mungkin muncul ketika kita membaca Matius 10:5-6, “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (TB). Apakah Yesus memang datang hanya untuk orang-orang Yahudi? Bukankah di Matius 28:19, Yesus memerintahkan para murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (TB)? Apakah dua teks ini bertentangan?

Kedua teks di atas jelas tidak bertentangan karena misi awal Yesus ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Namun Yohanes bersaksi, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Yoh. 1:11; TB) Ini berarti orang-orang Yahudi banyak yang menolak-Nya sebagai Mesias dan menyalibkan-Nya (Mat. 27; Mrk. 14; Luk. 22; Yoh. 18). Meskipun demikian, Ia tetap melayani orang-orang non-Yahudi. Misalnya, Yesus menyembuhkan perempuan Sino-Fenisia (Mrk. 7:24-30), bercakap-cakap dengan perempuan Samaria (Yoh. 4), dan memerintahkan para murid-Nya untuk memuridkan segala bangsa (Mat. 28:19). Di Injil Matius sendiri, penyebutan misi Yesus kepada orang-orang non-Yahudi baik waktu itu maupun masa akan datang juga disebutkan di Matius 2:1-12; 3:9; 8:10-11; 10:18; 15:21-28; 21:43; 22:1-10; 24:14. Setelah kematian dan kebangkitan Kristus, misi awal ini tetap dijalankan oleh para murid Kristus, tetapi tidak kaku. Artinya para murid Kristus tetap menjangkau orang-orang Yahudi pada awalnya, kemudian setelah itu, mereka baru menjangkau orang-orang non-Yahudi (Kis. 13:46; 18:6; 19:9; 28:25–28). Konsep ini ditegaskan Paulus di Roma 1:16 secara gamblang, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (TB). Kesimpulannya: pesan Kristus ditujukan mula-mula kepada orang-orang Yahudi, baru kemudian kepada orang-orang non-Yahudi (https://defendinginerrancy.com/bible-solutions/Matthew_10.5-6.php; Donald A. Hagner, Matthew 1-13, 271; dan Craig L. Blomberg, Matthew, 170).

Namun mengapa Matius tetap mencatat bahwa misi awal Yesus hanya untuk orang-orang Yahudi di Matius 10:5? Perlu diketahui bahwa perkataan Yesus di Matius 10:5 hanya muncul di Matius dan tidak dicatat oleh Markus (Mrk. 6:6b-13) maupun Lukas (Luk. 9:1-6). Alasannya adalah penyebutan ini memiliki signifikansi bagi pembaca Injil Matius yaitu orang-orang Kristen Yahudi. Ketika Matius menyebutkan ayat 5 ini, ia ingin menekankan bahwa Allah tetap setia pada perjanjian/kovenan-Nya bagi umat-Nya dulu di Israel dengan mengutus Kristus untuk menyelamatkan mereka sambil menekankan bahwa gereja (bukan sinagoge) adalah Israel sejati. Di dalam Israel sejati, orang-orang Kristen Yahudi dipersatukan oleh iman yang sama dengan orang-orang Kristen non-Yahudi (Hagner, Matthew 1-13, 271).

Apa yang dapat kita pelajari dari Matius 10:5-6? Allah tidak pernah melupakan janji-Nya kepada umat-Nya segala zaman, namun janji itu dipenuhi bukan melalui orang-orang Israel harfiah, tetapi melalui Kristus yang mempersatukan orang-orang Yahudi dan non-Yahudi (Gal. 3:28). Oleh karena itu, sebagai orang percaya, kita tidak terikat pada hukum-hukum PL secara detail, meskipun esensi hukum PL tetap berlaku yaitu mengasihi Allah dan sesama (Mat. 22:37-39). Allah yang telah berjanji adalah Ia yang pasti menepatinya dengan cara dan waktu-Nya sendiri. Biarlah kita menemukan ketenangan ketika kita percaya kepada-Nya. Amin.

https://i0.wp.com/rec.or.id/wp-content/uploads/2020/12/logo.png logo writter

Ev. Denny Teguh Sutandio

Reformed Exodus Community