Ketika kita dipanggil Tuhan menjadi dokter atau pejabat pemerintah, maka kita pasti akan disumpah di atas kitab suci. Pertanyaannya, apakah tindakan disumpah tersebut bertentangan dengan larangan Yesus untuk tidak bersumpah di Matius 5:34?
Mengapa Yesus melarang untuk bersumpah di Matius 5:34? Ayat ini tidak dapat dilepaskan dari ayat sebelumnya yaitu ayat 33. Di ayat 33, Tuhan Yesus sedang mengutip Imamat 19:12; Bilangan 30:2; Ulangan 23:21 tentang larangan bersumpah dusta/palsu kepada Tuhan, lalu Ia berkata agar kita melakukan apa yang telah kita sumpahkan di hadapan Allah. Ini berarti larangan bersumpah di ayat 34 sebenarnya merupakan larangan bagi kita untuk bersumpah dengan mengatasnamakan Tuhan, tetapi kita tidak melakukan apa yang telah kita katakan di dalam sumpah (alias sumpah palsu). Mengapa Yesus melarang kita bersumpah palsu dengan mengatasnamakan Tuhan? F. F. Bruce menjelaskan alasannya yaitu ketika kita bersumpah palsu dengan mengatasnamakan Allah, kita sebenarnya sedang berdosa melawan nama dan pribadi Allah sendiri (F. F. Bruce, Ucapan Yesus yang Sulit, 59). Bukan hanya melarang kita bersumpah palsu (bersumpah, tetapi tidak melakukan sumpah tersebut), Kristus mengajar kita untuk berkata jujur dan benar. Di ayat 37, Ia berfirman, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (TB). Yakobus 5:12 menyimpulkan pengajaran Kristus, “Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman” (TB).
Hal ini berarti larangan bersumpah di Matius 5:34 merujuk pada larangan bersumpah palsu, bukan larangan bersumpah dalam konteks apa pun. Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa Yesus sendiri ketika diminta bersumpah oleh Imam Besar, “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak” (Mat. 26:63; TB), Yesus malah menjawab, “"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit” (ay. 64; TB). Ini membuktikan bahwa Yesus pun berani untuk disumpah (https://defendinginerrancy.com/bible-solutions/James_5.12.php). Yang menjadi permasalahannya bukan pada boleh atau tidak bersumpah di pengadilan atau sumpah jabatan kedokteran, tetapi apakah perkataan kita sebagai murid Kristus layak dipercaya atau tidak (Bruce, Ucapan Yesus yang Sulit, 61). Ketika perkataan kita dapat dipercaya, maka kita mau disumpah atau tidak, tidak menjadi masalah.
Dari ayat ini, kita belajar untuk berani berkata benar dan jujur sebagai murid Kristus karena Kristus sendiri berani berkata benar dan jujur. Ketika perkataan kita yang benar dan jujur sudah menjadi “kebiasaan” kita, maka orang lain akan percaya kepada kita dan mereka tidak perlu lagi meminta kita bersumpah (kecuali sumpah jabatan).
Photo by ThinkStock Photo