Apakah Orang Kristen Boleh Bermain Saham Maupun Forex? (Bagian 3)

Posted on 09/06/2019 | In QnA | Leave a comment

(Lanjutan tgl 02 Juni 2019)

Seandainya situasi ideal di atas sulit untuk diwujudkan, mereka harus secara serius memikirkan cara lain untuk berkontribusi. Optimalkan apa yang ada dalam bisnis ini. Pikirkanlah bagaimana keadilan, belas-kasihan, dan nilai-nilai lain dapat diterapkan. Pikirkan juga bagaimana pemanfaatan hasilnya benar-benar bisa diarahkan bagi kemanusiaan.

Faktor berikutnya adalah karakter. Permainan saham atau forex sangat berkaitan erat dengan karakter. Salah satunya adalah pengendalian diri. Orang Kristen yang menerjunkan diri dalam bisnis ini perlu membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus sehingga memiliki pengendalian diri (Gal. 5:23a).

Pengendalian diri ini mencakup keinginan yang berlebihan untuk menjadi kaya. Alkitab sudah berkali-kali memeringatkan kita untuk menguasai keinginan seperti ini. Keinginan untuk cepat-cepat kaya harus diwaspadai, karena bisa membawa seseorang pada hukuman (Ams. 13:11; 28:20). Akar segala kejahatan adalah uang (1Tim. 6:9-10). Di mana harta kita berada di situlah hati kita berada (Mat. 6:21; Luk. 12:34). Walaupun mencari uang tidaklah salah, bahkan dibenarkan, namun menjadi hamba uang adalah sebuah kesalahan fatal.

Kondisi hati berpengaruh pada keputusan bisnis. Keinginan untuk cepat-cepat menjadi kaya, misalnya, bisa mendorong seseorang untuk melakukan manuver-manuver yang mengandung resiko tinggi. Semua dipertaruhkan. Kesalahan berarti kehancuran.

Hal ini tentu saja bertabrakan dengan prinsip Alkitab. Kita perlu melakukan perhitungan secara matang (Luk. 14:28-32). Jangan cepat-cepat membangun menara jika belum menghitung seluruh biayanya. Jangan buru-buru mengirimkan pasukan untuk berperang sebelum mengetahui kekuatan lawan. Melakukan sesuatu secara tergesa-gesa akan memimpin pada kehancuran (Ams. 19:2; 21:5; 28:22).

Bisnis saham atau forex bukanlah untuk mereka yang kurang bisa mengendalikan diri. Bukan untuk mereka yang ingin cepat-cepat kaya. Bukan pula untuk mereka yang terbiasa mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Jika sikap hatimu terhadap harta belum benar, untuk apa mencemplungkan diri dalam bisnis yang rawan ini?

Sebagai kesimpulan, bisnis ini pada dirinya sendiri tidaklah berdosa. Bagaimana seseorang melakukannya akan menentukan apakah bisnis ini berdosa. Jika seseorang bisa menjauhkan diri dari ketamakan dan memiliki bisnis lain sebagai pegangan, tidak ada alasan untuk mengharamkan bisnis saham/forex. Walaupun demikian, orang itu harus tetap memikirkan peranan yang lebih langsung dan besar bagi realisasi nilai-nilai kerajaan Allah. Soli Deo Gloria.

Yakub Tri Handoko