Apakah benar teriakan di neraka dapat direkam?

Posted on 07/06/2015 | In QnA | Leave a comment

Baru-baru ini saya mengisi sebuah retreat. Dalam salah satu sesi tanya-jawab dimunculkan sebuah pertanyaan menarik tentang neraka. Orang yang bertanya menyinggung tentang perjalanan roh yang dialami seorang hamba Tuhan ke neraka Hamba Tuhan itu berhasil merekam teriakan orang-orang di neraka dan menyimpan rekaman suara itu di CD. Bagaimana kita seharusnya meresponi hal ini?

Pertama, perjalanan roh tersebut tidak menambah apa-apa tentang kualitas siksaan di neraka. Alkitab sendiri menggunakan beragam kiasan untuk menggambarkan betapa menderitanya orang-orang di neraka: api yang tidak pernah padam (Mrk 9:48), ulat-ulat yang tidak bisa mati (Mrk 9:48), kegelapan yang paling gelap (Mat 8:12; 22:13; 25:30), terdapat ratapan dan kertak gigi (Mat 8:12). Fakta bahwa Alkitab sendiri terpaksa memakai beragam kiasan menunjukkan bahwa siksaan neraka itu sebenarnya tidak dapat diungkapkan secara memadai. Butuh banyak metafora untuk menjelaskan satu hal yang sama. Orang-orang berdosa akan dipisahkan dari hadirat Allah secara mutlak dan kekal (2 Tes 1:9). Tidak ada anugerah dan kasih Allah sama sekali. Betapa mengerikan gambaran tentang neraka di dalam Alkitab. Kita sungguh-sungguh tidak membutuhkan tambahan apapun, baik berupa penglihatan, mimpi, atau perjalanan roh ke neraka. Petunjuk Alkitab sudah sangat memadai untuk menjelaskan kualitas siksaan neraka.

Kedua, perjalanan roh tidak dapat diverifikasi. Baik perjalanan ke neraka atau surga, hal itu seringkali tidak dapat dibuktikan atau dibantah secara ilmiah atau logis. Terlepas dari benar atau tidaknya sebuah pengalaman, berkanjang pada hal-hal semacam ini harus dihindari oleh orang-orang Kristen (Kol 2:18 “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”).

Ketiga, perjalanan roh seringkali bertentangan dengan ajaran Alkitab. Sebagai contoh, neraka adalah tempa siksaan untuk Iblis dan para pengikutnya, lalu bagaimana bisa seorang hamba Tuhan mengajarkan bahwa di neraka Iblis justru menjadi penyiksa manusia? Tidak ada satu ayat pun di Alkitab yang mengajarkan bahwa Iblis menyiksa manusia di neraka!

Keempat, perjalanan roh seringkali bertabrakan dengan logika yang sehat. Rekaman dari neraka adalah salah satunya. Dengan alat apa orang itu merekam? Apakah pada saat ia berada dalam keadaan trans (tidak sadar) ia sempat membawa alat rekam tertentu? Sulit dimengerti mengapa peristiwa yang terjadi di neraka dan dalam dimensi roh dapat direkam.

Kunci untuk melawan tren spiritsme semacam ini adalah memahami firman Tuhan di dalam Alkitab secara tepat. Allah sudah menuliskan semua yang diperlukan untuk keselamatan kita (Ul 29:29; 2 Tim 3:16). Seandainya Allah merasa ada yang kurang, Ia sejak dulu pasti akan menggerakkan para nabi dan para rasul untuk menuliskannya bagi kita. Orang-orang Kristen yang getol dengan spiritisme berarti sedang membawa diri mereka pada bahaya kesesatan. Paling tidak, mereka telah menjadi orang-orang Kristen yang tidak rasional dan tidak bersandar pada Alkitab.

Soli Deo Gloria.

Yakub Tri Handoko