Efod sebagai Berhala
Dalam bagian sebelumnya telah dipaparkan bagaimana efod berfungsi sebagai bagian dari pakaian kudus imam ketika hendak masuk ruang Maha Kudus untuk bertemu Tuhan. Namun juga telah disinggung bahwa ada kesan efod itu juga berfungsi sebagai berhala. Kesan ini paling banyak didapatkan dari kitab Hakim-hakim. Adalah hakim Gideon dan Mikha yang membuat efod.
Dalam kisah hakim Gideon, efod dibuat setelah Gideon dan orang Israel berhasil mengalahkan orang Midian (8:1-21). Orang-orang Israel hendak meminta Gdeon memerintah mereka (ay. 22), namun Gideon menolak dengan mengatakan bahwa Allah-lah yang akan memerintah bangsa Israel (ay. 23). Namun Gideon meminta dari orang-orang Israel anting dan jarahan dari perang melawan Midian (ay. 24). Bukan hanya sekedar meminta, tapi Gideon juga menetapkan jumlah jarahan yang diminta yaitu: anting-anting emas sejumlah 1700 syikal emas, bulan-bulanan, perhiasan telinga dan pakaian kain ungu muda yang dipakai oleh raja-raja Midian, dan kalung rantai yang ada pada leher unta (ay.26). Dari semua bahan itu Gideon membuat efod (ay. 27).
Dalam kisah lain di kitab Hakim-hakim, yaitu kisah Mikha, kemunculan efod disandingkan bersamaan dengan terafim; begitu pula di Hosea 3:4. Apa itu terafim, fungsi, bentuk dan lain-lainnya telah dibahas dalam DYK beberapa tahun lalu (https://rec.or.id/apakah-terafim-itu/). Hampir sama seperti kesulitan yang dialami untuk mendefinisikan gambaran atau natur dari terafim, maka mendefinisikan efod (selain pada ayat-ayat yang jelas bahwa efod itu adalah jubah imam) itu di ayat-ayat ini bukanlah merupakan usaha yang gampang. Kemunculan kata ‘efod’ bersamaan dengan ‘terafim dan patung-patung berhala lainnya’ (Hak. 8:14,17,18,20; Hos. 3:4) memparalel-kan bentuk efod dengan patung berhala.
Dengan demikian, apakah yang membedakan efod dan terafim jika keduanya sama-sama berbentuk patung berhala atau pahatan yang dibuat oleh manusia? Tidak ada gambaran pasti, hanya saja dengan membandingkan beberapa ayat dan informasi dari dunia kuno saat itu, ada gambaran bahwa yang dimaksud efod itu adalah patung dengan jubah. Informasi dari beberapa bangsa kuno, termasuk Mesir, mereka biasa mendandani patung berhala mereka dengan baju atau jubah mewah untuk acara-acara tertentu. Keberadaan jubah pada patung ini juga terlintas ketika Gideon bukan hanya meminta emas, perak dll untuk membuat patung, tetapi juga ‘pakaian kain ungu muda yang dipakai oleh raja-raja Midian‘ (Hak. 8:26). Efod sebagai sebuah patung berjubah, dalam hal ini jubah mirip imam besar, inilah yang menbedakannya dengan terafim dalam hal bentuknya. Dengan keberadaan jubah yang mirip dengan imam besar, efod memiliki unsur fungsional seperti urim dan tumim yang ada di pakaian efod imam besar, yaitu menanyakan petunjuk kepada Tuhan. Ada beberapa sarjana yang berusaha meneliti perbedaan fungsi efod dan terafim, namun sejauh ini belum ada konsensus final yang dapat membedakannya. Hanya saja dengan bentuk yang beda, keduanya memiliki fungsi seperti urim tumim, yaitu untuk menanyakan kehendak Tuhan.
Kesimpulan: dari beberapa pemaparan tentang efod, baik sebagai bagian jubah imam besar ataupun patung berhala dengan jubah, ada unsur bahwa efod memang telah sesuai dengan arti katanya, yaitu penutup (covering). Sebagai bagian dari jubah imam besar, efod menutupi beberapa bagian dari jubah imam seperti gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang (Kel. 28:4). Sebagai sebuah patung berhala, efod didandani layaknya seorang raja yang berjubahkan pakaian mewah dengan menunaikan fungsinya sebagai saran untuk bertanya kehendak Tuhan.
Baca "Apa Itu Efod?" Bagian 1 dan Bagian 2